Kontroversi Bongkar Pasang Draft Omnibus Law, Rocky Gerung: Lama-lama Dicetak Pakai Kertas Toilet

- 23 Oktober 2020, 16:40 WIB
Rocky Gerung saat berdiskusi tentang kontroversi bongkar pasang draft Omnibus Law Cipta Kerja, Jumat, 23 Oktober 2020.*
Rocky Gerung saat berdiskusi tentang kontroversi bongkar pasang draft Omnibus Law Cipta Kerja, Jumat, 23 Oktober 2020.* /Kanal YouTube Rocky Gerung Official

Baca Juga: Rocky Gerung Bilang Ini, Guru Besar Unair Marah hingga Sebut Nama Yosi, UAS dan Ahmad Dani

Lalu Hersubeno kembali memancing dengan pertanyaan, bahwa Omnibus Law UU Cipta Kerja yang sejatinya menyelamatkan lingkungan, justru sebaliknya.

"Jadi ini belum diundangkan saja, sudah merusak lingkungan karena dengan banyaknya kertas beredar itu (akibat bongkar pasang halaman draft Omnibus Law) kan, berarti ada pohon lagi yang ditebang," tanya Hersubeno.

Rocky Gerung mengamini pernyataan sekaligus pertanyaan Hersubeno itu.

"Logika enviromental Leader disininya begitu, jadi itu undang-undang dimaksudkan untuk menjadi sederhana, justru membikin kegaduhan,"

"Karena, bahkan ia (DPR) mesti cari kertas seluruh toko di Jakarta, karena cetaknya berkali-kali," ungkap Rocky.

Baca Juga: Kontroversi Irene Red Velvet Membuat Netizen Membandingkan Kepribadian Irene Dengan Wendy

Rocky melanjutkan, sebab setiap kali, mencetak kertas itu kira-kira 200-300 pohon akasia yang mesti ditebang.

"Itu hitungan yang biasa disebut ecological foot print, jadi jejak kaki ekologis dari UU itu sudah terjadi sejak ia masih draft, karena bolak-balik (DPR-Pemerintah)," katanya.

Sehingga, lanjut dia, kalau jika pihaknya membuat audit lingkungan, Omnibus Law UU Cipta Kerja ini sudah merusak lingkungan dengan membabat kira-kira, 4 hektar pohon. "Karena ganti-ganti kertas," ketus Rocky.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah