Perancis Ciut Ditekan China Soal Pameran Genghis Khan

- 14 Oktober 2020, 20:10 WIB
China mengintervensi rencana pameran Gengis Khan di salah satu Museum Prancis
China mengintervensi rencana pameran Gengis Khan di salah satu Museum Prancis /Telegraph

ISU BOGOR - Sebuah museum Prancis telah menunda pameran tentang Kaisar Mongol Genghis Khan dengan alasan campur tangan pemerintah China, yang dituduhnya mencoba menulis ulang sejarah.

Museum sejarah Chateau des ducs de Bretagne di barat kota Nantes, Prancis mengatakan bahwa pertunjukan tentang pemimpin abad ke-13 yang menakutkan itu ditunda selama lebih dari tiga tahun.

Dalam sebuah pernyataan hari Senin sebagaimana dikutip dari Telegraph, direktur museum Bertrand Guillet mengatakan "kami membuat keputusan untuk menghentikan produksi ini atas nama nilai-nilai kemanusiaan, ilmiah dan etika yang kami pertahankan."

Patung Gengis Khan
Patung Gengis Khan

Dikatakan bahwa otoritas China menuntut kata-kata tertentu, termasuk "Genghis Khan," "Empire", dan "Mongol" dikeluarkan dari pertunjukan. Mereka bahkan belakangan juga meminta kontrol penuh atas seluruh teks, peta, brosur, dan komunikasi pameran tersebut.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Intervensi yang dilakukan pemerintah Tiongkok tak terlepas dari perselisihan sengit antara orang China dan etnis Mongol yang jumlahnya sekitar 6,5 juta jiwa, atau hanya sekitar 0,5 persen dari total populasi di Negeri Tirai Bambu itu. Kebanyakan dari mereka tinggal di utara Provinsi Mongolia Dalam.

Provinsi itu sedang mengajukan protes selama berminggu-minggu dan memboikot sekolah lantaran kebijakan yang meminta sekolah mengajari politik, sejarah, dan sastra dalam bahasa Mandarin, bukan bahasa lokal mereka.

"Rezim Tiongkok melarang narasi sejarah yang tidak pas dengan narasi resmi mereka. Dan, (mereka) berusaha melakukan hal yang sama di luar negeri," cuit Valerie Niquet, seorang peneliti yang khusus menangani isu Asia di Yayasan Riset Strategis Prancis.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Telegraph


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x