Pekan lalu, seorang pria dari Pakistan menikam dua orang di dekat bekas kantor Charlie Hebdo karena marah atas publikasi karikatur Nabi Muhammad.
Di antara tujuan dari undang-undang yang diusulkan tersebut adalah memperkuat layanan publik, lebih mengontrol asosiasi lokal dan memperjelas pembiayaan organisasi keagamaan, kata para pejabat.
Baca Juga: Menyoal Lamanya Diagnosis COVID-19 Donald Trump Sebagai Pria Paling Teruji di Dunia
Ini dimaksudkan untuk ditujukan pada semua jenis 'separatisme' tetapi diharapkan untuk fokus pada Islamisme. Kondisi tersebut semakin meningkatkan kekhawatiran di antara beberapa komunitas Muslim Perancis yang sebagian besar moderat dan beberapa di kiri.
RUU itu akan semakin menstigmatisasi agama kedua terbanyak populasi penganutnya di negara itu.
Pidato hari ini muncul saat persidangan sedang berlangsung di Paris atas serangan mematikan Januari 2015 terhadap surat kabar satir Charlie Hebdo (atas) dan supermarket halal oleh ekstremis Islam kelahiran Prancis.
Baca Juga: Beredar Surat Keterangan Trump Positif Corona dari Dokter Gedung Putih
Pidato Macron disampaikan di Les Mureaux, pinggiran barat Paris, di mana walikota telah bekerja untuk membantu umat Islam agar tidak jatuh di bawah kendali mereka yang mempraktikkan dan menyebarkan Islam radikal, yang oleh otoritas Prancis dianggap sebagai ancaman bagi bangsa.