Sri Mulyani Sebut Kuartal 3 Resesi Ekonomi Semakin Nyata, Warga: Pantas Semakin Susah

- 25 Agustus 2020, 19:18 WIB
Ilustrasi Resesi Ekonomi
Ilustrasi Resesi Ekonomi /Pixabay

Selama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.

Sri Mulyani menyebutkan, kontraksi ekonomi pada kuartal 3 mungkin terjadi karena tingkat konsumsi masyarakat masih cukup lemah, meski mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Tingkat konsumsi masyarakat tercatat minus 5,51 persen pada kuartal 2 tahun 2020.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Meningkat, Sandi Uno: Ancaman Resesi Ekonomi Semakin Nyata

Sementara realisasi penyaluran anggaran penanganan dampak pandemi covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk perlindungan sosial sebesar Rp93,18 triliun per 19 Agustus 2020. Realisasinya setara 45,69 persen dari pagu Rp203,91 triliun.

"Tapi tidak bisa hanya dari bansos untuk mengungkit konsumsi agar mendekati nol persen kalau kelas menengah dan atas belum recovery belanja konsumsinya. Kalau hanya dari bansos, growth (penyaluran) tinggi, tapi tetap tidak bisa mengembalikan fungsi konsumsi," jelasnya.

Selain karena konsumsi masyarakat, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu melihat kontribusi investasi juga belum maksimal. Pada kuartal 2, pertumbuhan investasi terkontraksi 8,61 persen, sehingga harus ditingkatkan bila tidak ingin ekonomi kembali minus pada kuartal 3.

Baca Juga: Anies Baswedan Berencana Pinjam Rp12,5 Triliun, PSI: Punya Masalah Ekonomi Lu Minjem, Beban Lagi Kan

"Kuncinya adalah konsumsi dan investasi, kalau konsumsi dan investasi masih di negative zone, meskipun pemerintah all out dari segi belanja, akan sangat sulit untuk masuk di dalam zona netral di nol persen di 2020 ini," terangnya.

seperti diberitakan Galamedianews.com dengan judul artikel "Gerbang Resesi di Depan Mata, All Out Belanja Pemerintah Sia-Sia Jika Dua Sektor Ekonomi Ini Negatif" untuk keseluruhan tahun 2020 ini, Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Tanah Air akan berada di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

"Kita akan lihat konsumsi 2020 terutama kuartal 3 dan kuartal 4, apakah mereka bisa kembali pada zona netral minimal atau bahkan sedikit positif," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x