Hal tersebut sebagai tanda bahwa publik menghendaki adanya debat capres-cawapres 2024 yang berbasis inteletktual.
"Kemudian ada juga debat yang basisnya politik harapan, walaupun politik memori diperlukan, tapi apa sebetulnya visi setiap capres ini tentang Indonesia," ungkap Rocky Gerung.***