Kerusuhan Prancis: 577 Kendaraan dan 74 Bangunan Dibakar, 700 Orang Ditangkap

- 2 Juli 2023, 19:27 WIB
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis.
Polisi Prancis di antara ledakan kembang api selama berupaya mengamankan kerusuhan Nanterre, Paris, Prancis. /REUTERS/Gonzalo Fuentes/

Lebih dari 7.000 petugas dikerahkan di wilayah Paris Raya, termasuk di sepanjang Champs Élysées di pusat ibu kota, setelah seruan di media sosial untuk berkumpul di sana. Jalan itu, yang biasanya dipadati turis, dipagari oleh pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan di tempat dan fasad toko ditutup.

Sejumlah kota telah melarang demonstrasi dan mengumumkan jam malam, dengan pihak berwenang juga memerintahkan layanan bus dan trem nasional untuk berhenti paling lambat pukul 21:00 dan melarang penjualan kembang api besar dan cairan yang mudah terbakar.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga mendesak orang tua untuk bertanggung jawab atas anak-anak mereka.

Kementerian Kehakiman mengatakan 30% dari mereka yang ditangkap adalah anak di bawah umur, sementara Darmanin mengatakan usia rata-rata dari mereka yang ditangkap adalah 17 tahun.

Pemakaman Remaja yang Ditembak

Pemakaman Nahel M yang berusia 17 tahun, yang meninggal pada hari Selasa setelah dia ditembak oleh seorang petugas polisi saat menghentikan lalu lintas, diadakan pada hari Sabtu di Nanterre, pinggiran Paris, tempat dia tinggal.

Beberapa ratus orang berbaris untuk memasuki masjid agung Nanterre. Relawan dengan rompi kuning berjaga-jaga, sementara beberapa lusin pengamat menyaksikan dari seberang jalan.

"Nahel, dari orang tua Aljazair dan Maroko, dikenal polisi karena sebelumnya gagal mematuhi perintah penghentian lalu lintas dan secara ilegal mengendarai mobil sewaan," kata jaksa penuntut.

Seorang petugas polisi berusia 38 tahun telah didakwa dengan pembunuhan sukarela atas pembunuhan tersebut dan ditahan.

Presiden Macron Tunda Kunjungan Kenegaraan

Protes menandai krisis baru bagi Macron, yang pada hari Sabtu terpaksa menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman, setelah berbulan-bulan sering terjadi protes kekerasan yang meletus pada bulan Januari atas keputusannya untuk mendorong reformasi pensiun yang tidak populer.

Penundaan kunjungan menandai kedua kalinya tahun ini presiden Prancis harus membatalkan keterlibatan tingkat tinggi karena masalah rumah tangga. Kunjungan kenegaraan yang direncanakan Raja Charles dibatalkan pada bulan Maret.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah