Perang Saudara di Sudan Tewaskan 56 orang, 600 Luka-luka

- 16 April 2023, 13:06 WIB
Pertempuran di ibu kota Sudan berkecamuk. Bahkan sehari setelah perang saudara mematikan antara paramiliter dan tentara reguler dilaporkan 56 orang tewas dan hampir 600 orang terluka.
Pertempuran di ibu kota Sudan berkecamuk. Bahkan sehari setelah perang saudara mematikan antara paramiliter dan tentara reguler dilaporkan 56 orang tewas dan hampir 600 orang terluka. ///Tangkapan Layar YouTube/Channel 4 News
ISU BOGOR - Pertempuran di ibu kota Sudan berkecamuk. Bahkan sehari setelah perang saudara mematikan antara paramiliter dan tentara reguler dilaporkan 56 orang tewas dan hampir 600 orang terluka.

Sebagaimana dikutip dari TRT World, menjelaskan jumlah korban dan lukan tersebut berdasarkan rilis The Union pada Minggu pagi 16 April 2023.

"Sebanyak 56 warga sipil tewas dan 595 lainnya terluka dalam bentrokan di seluruh Sudan," kata Komite Sentral Dokter Sudan, sehari setelah pertempuran pecah antara militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter pemerintah.

Menurut saksi, ledakan dan tembakan terdengar di jalan-jalan Khartoum yang sepi, setelah paramiliter mengatakan mereka menguasai tempat kepresidenan, bandara Khartoum dan fasilitas vital lainnya.

Baca Juga: Bentrokan Demo Tolak BBM Naik di Indonesia Disorot Dunia, Ini Kata Pengamat Ekonomi AS

Lantas, dalam sebuah pernyataan tentara membantah klaim tersebut dan angkatan udara Sudan mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah saat melanjutkan serangan udara terhadap pangkalan paramiliter RSF.

Jet Tempur Terbang di Atas Kepala

Jendela-jendela berguncang dan gedung-gedung apartemen berguncang di banyak bagian Khartoum selama perang saudara berlangsung. Bahkan terbaru masih terdengar ledakan hingga Minggu pagi.

Bakry, 24, yang bekerja di bagian pemasaran, mengatakan bahwa penduduk Khartoum belum pernah melihat situasi kerusuhan seperti ini, yang meninggalkan asap hitam menggantung di atas ibu kota.

Baca Juga: Gambar Satelit Ungkap Kerusakan Lingkungan Akibat Perang Rusia di Ukraina, Kerugian Ditaksir Rp718 T

"Orang-orang ketakutan dan berlari pulang. Jalan-jalan kosong dengan sangat cepat", kata Bakry, yang hanya menyebutkan nama depannya.

Penyebab Perang Suadara di Sudan

Sebagaimana diketahui, kekerasan meletus setelah ketegangan berminggu-minggu yang semakin dalam antara pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, komandan paramiliter Mohamed Hamdan Daglo, atas rencana integrasi RSF Daglo ke dalam tentara reguler.

Integrasi tersebut merupakan elemen kunci pembicaraan untuk menyelesaikan kesepakatan yang akan mengembalikan negara ke pemerintahan sipil dan mengakhiri krisis politik-ekonomi yang dipicu oleh kudeta militer tahun 2021.

Baca Juga: Putin Sebut Perang Ukraina sebagai Pertempuran untuk Kelangsungan Hidup Rusia

Dibuat pada tahun 2013, RSF muncul dari milisi Janjaweed yang dilancarkan oleh presiden Omar al Bashir saat itu terhadap etnis minoritas non-Arab di wilayah Darfur barat satu dekade sebelumnya, yang memicu tuduhan kejahatan perang.

Jendela-jendela berguncang dan apartemen gedung-gedung berguncang di banyak bagian Khartoum selama selesainya, dengan ledakan yang terdengar pada Minggu pagi.

Bakry, 24, yang bekerja di bagian pemasaran, mengatakan penduduk Khartoum belum pernah melihat yang seperti ini menjangkitinya, yang meninggalkan asap hitam yang menggantung di atas ibu kota.

"Orang-orang ketakutan dan berlari pulang. Jalan-jalan kosong dengan sangat cepat," kata Bakry, yang hanya menyebutkan nama di depannya.

Kekerasan pecah setelah latihan berminggu-minggu yang semakin dalam antara pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, komandan paramiliter Mohamed Hamdan Daglo, atas rencana integrasi RSF Daglo ke dalam tentara reguler.

Integrasi tersebut merupakan elemen kunci pembicaraan untuk menyelesaikan kesepakatan yang akan mengembalikan negara ke pemerintahan sipil dan mengakhiri krisis politik-ekonomi yang dipicu oleh kudeta militer tahun 2021.

Dibuat pada tahun 2013, RSF muncul dari milisi Janjaweed yang dilancarkan oleh presiden Omar al Bashir saat itu terhadap etnis minoritas non-Arab di wilayah Darfur barat satu dekade sebelumnya, yang memicu tuduhan kejahatan perang.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x