Finlandia Resmi Gabung dengan NATO, PM Sanna Marin: Demi Keselamatan Warga Negara Kita

- 15 Mei 2022, 19:38 WIB
Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin mengungkapkan keputusan negaranya bergabung dengan NATO demi keselamatan warga negaranya.
Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin mengungkapkan keputusan negaranya bergabung dengan NATO demi keselamatan warga negaranya. /Reuters

ISU BOGOR - Pemerintah Finlandia secara resmi mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

"Setuju bahwa Finlandia akan mengajukan keanggotaan dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO),” bunyi pernyataan dalam pertemuan kabinet pada hari Minggu, Presiden Sauli Niinistö dan para menteri, Minggu 15 Mei 2022.

Aksesi Finlandia ke blok pimpinan AS akan membutuhkan persetujuan bulat dari 30 negara anggota yang ada, termasuk Turki, yang telah menyarankan untuk memveto langkah tersebut.
 

Pernyataan itu juga menyebutkan sebuah laporan tentang keanggotaan yang direncanakan Finlandia akan diserahkan ke parlemen nasional setelah disahkan pada sesi pleno pemerintah.

“Keputusan kami bersejarah. Yang paling penting adalah keselamatan Finlandia dan warga negara kita. Keputusan itu memperkuat keamanan dan kerja sama antara negara-negara Nordik,” kata Perdana Menteri (PM) Sanna Marin.

Perdana menteri menambahkan bahwa dia mengharapkan parlemen Finlandia untuk menerima keputusan [untuk bergabung dengan NATO] dengan tekad dan tanggung jawab.
 

Niinistö dan Marin dijadwalkan mengadakan konferensi pers tentang tawaran keanggotaan NATO di Finlandia hari ini, dengan sekitar 90 wartawan diharapkan akan hadir.

Finlandia dan tetangganya Swedia tetap berada di luar NATO selama Perang Dingin, tetapi pemerintah di kedua negara Nordik mengatakan mereka telah mempertimbangkan kembali sikap mereka setelah peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari.

Moskow bersikeras bahwa keanggotaan Helsinki dan Stockholm dalam organisasi yang dipimpin AS akan menjadi kesalahan dan telah berjanji untuk memberikan tanggapan yang tepat terhadap perkembangan tersebut.
 

NATO awalnya mengharapkan ratifikasi cepat dari tawaran keanggotaan Finlandia dan Swedia, tetapi pada hari Jumat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa negaranya dapat menentang aksesi mereka.

Erdogan menggambarkan kedua negara itu sebagai rumah tamu bagi organisasi teroris, merujuk pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Front Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP/C), yang telah dilarang oleh Ankara.

Penasihat utama Presiden Recep Tayyip Erdogan Ibrahim Kalin mengklarifikasi kepada Reuters pada hari Sabtu bahwa Turki tidak berusaha untuk langsung menembak jatuh aksesi Swedia dan Finlandia ke blok NATO yang dipimpin AS.
 

Meskipun kekhawatiran Ankara tentang organisasi yang dianggapnya "teroris" yang beroperasi di negara-negara ini harus ditangani, kata pejabat itu.

Finlandia berbagi perbatasan darat sepanjang 1.340 kilometer (832 mil) dengan Rusia dan berperang dengan Uni Soviet pada tahun 1939.

Para pemimpin Rusia berpendapat bahwa menempatkan anggota NATO dan senjata strategis di depan pintu negara mereka melanggar prinsip keamanan tak terpisahkan, yang berarti baik blok Barat maupun Moskow tidak boleh diizinkan untuk memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan pihak lain.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Rusia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah