Prancis di Ambang Perang dengan Rusia, Ini Kata Konsultan Pertahanan

- 4 Mei 2022, 19:41 WIB
Prancis di Ambang Perang dengan Rusia, Ini Kata Konsultan Pertahanan
Prancis di Ambang Perang dengan Rusia, Ini Kata Konsultan Pertahanan /Kolase foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron//Instagram/leadervladimirputin/emmanuelmacron/

ISU BOGOR - Ketegangan meningkat di Prancis sejak Pemerintah Emmanuel Macron mengumumkan pengiriman senjata yang pertama ke Ukraina yang sedang diserang Rusia.

Padahal, sampai akhir April, Prancis telah menolak untuk mendukung Ukraina karena takut bergerak lebih dekat ke perang.

Prancis sejak itu menyediakan persenjataan dan artileri senilai €100 juta ke Ukraina untuk mempertahankan diri melawan pasukan Rusia.

Baca Juga: Macron Dilempar Tomat saat Kemarahan Prancis Meletus Usai Dirinya Terpilih Kembali Jadi Presiden

Konsultan pertahanan Jérôme Pellistrandi berpendapat langkah itu bisa "mengarahkan" Prancis ke jurang perang dengan Rusia.

Berbicara kepada penyiar Prancis BFM TV, Pellistrandi mengatakan bahwa jika Putin menganggap bahwa membantu Ukraina dengan cara militer adalah perang bersama.

"Dia memang bisa mengatakannya," kata Pellistrandi.

Baca Juga: Macron Berlinang Air Mata Usai Terpilih Kembali Jadi Presiden Prancis: Bukti Keterikatan Humanisme

Tetapi makna hukum dari perang bersama – aliansi militer informal dengan negara asing untuk berperang melawan musuh bersama – tidak ada dalam hukum internasional.

Sehingga bisa membuatnya lebih dapat dimanipulasi.

"Perang bersama bukanlah konsep hukum dalam hukum internasional.

Baca Juga: Prancis dan Jerman Peringatkan Eropa Kemungkinan Hadapi Dampak Embargo Gas Rusia di Musim Dingin

“Sebuah negara bebas membantu, memberikan dukungan dalam bentuk apapun kepada negara lain, terlebih lagi karena negara tersebut telah diserang," kata Pellistrandi.

“Ini adalah kasus dengan Ukraina. Ukraina adalah negara berdaulat yang telah diserang oleh Rusia.

“Jadi sah-sah saja untuk dapat membantunya dengan berbagai cara, termasuk melalui bantuan militer,” kata dia.

Baca Juga: Marine Le Pen Khawatir Sanksi Prancis Bisa Lempar Rusia ke Pelukan China: Ini Risiko Besar

Sejarah telah menunjukkan bahwa suatu negara asing dapat membantu negara lain dalam upaya perangnya dengan berbagai cara tanpa harus ikut berperang.

“Perang Yom Kippur pada tahun 1973, di mana ada pengangkutan udara besar-besaran antara Uni Soviet, Suriah dan Mesir, dan di sisi lain, Amerika Serikat melakukan hal yang sama terhadap Israel. Dan AS dan Uni Soviet tidak berperang," lanjut Pellistrandi.

“Tentu saja, ada Perang Vietnam, di mana Uni Soviet memasok banyak pasokan ke Vietnam Utara pada saat itu, yang bertentangan dengan Vietnam Selatan dan Amerika Serikat.

“Dan kemudian, contoh terakhir: selama perang di Afghanistan ketika Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979.

“Saat itu, Amerika Serikat mempersenjatai apa yang disebut mujahidin.

“Dan akhirnya, contoh sinematografi: blockbuster Rambo III di mana tidak ada perang bersama tetapi di mana Amerika hadir dan membantu mujahidin,” pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah