Mimpi Buruk Putin saat Hungaria dan Austria Menyerah atas Veto Larangan UE Terhadap Minyak Rusia

- 3 Mei 2022, 16:06 WIB
Mimpi Buruk Putin saat Hungaria dan Austria Menyerah atas Veto Larangan UE Terhadap Minyak Rusia
Mimpi Buruk Putin saat Hungaria dan Austria Menyerah atas Veto Larangan UE Terhadap Minyak Rusia //Twitter.com/@KremlinRussia_E

ISU BOGOR - Vladimir Putin mengalami pukulan besar setelah negara-negara termasuk Hungaria dan Austria dilaporkan menyerah pada veto atas larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia.

Menurut ZDF, para diplomat mengatakan negara-negara Eropa seperti Slovakia dan Hungaria menentang larangan impor cepat, terutama karena ketergantungan mereka yang besar pada pasokan minyak Rusia.

Di sejumlah negara Eropa selatan, antisipasi kenaikan harga energi bagi konsumen setelah embargo mendapat perhatian serius.

Baca Juga: Usai Undang Putin dan Zelensky ke KTT G20, Jokowi Didatangi PM Jepang, Ada Apa?

Sebelumnya hari ini, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan dia mengatakan kepada diplomat top UE bahwa putaran sanksi berikutnya harus mencakup embargo minyak terhadap Rusia.

Dia menulis di Twitter setelah panggilan teleponnya dengan Josep Borrell bahwa dirinya berbicara dengan Josep Borrell tentang sanksi UE berikutnya terhadap Rusia yang harus mencakup embargo minyak.

"Saya juga menekankan tidak ada alternatif untuk memberikan status kandidat Uni Eropa kepada Ukraina.

Baca Juga: Undang Putin dan Zelensky ke KTT G20, Jokowi Dapat Tanggapan Menohok dari Nicho Silalahi

"Kami memberikan perhatian terpisah untuk evakuasi aman lebih lanjut dari Mariupol yang terkepung," tambah Menteri Luar Negeri Ukraina.

Dilansir dari Reuters yang mengutip dua diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa pihaknya sekarang semakin condong ke arah larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun.

Pembicaraan telah berlangsung akhir pekan ini antara Komisi Eropa dan negara-negara anggota UE.

Baca Juga: Putin Akan Datang ke Indonesia untuk Menghadiri KTT G20, Bagaimana dengan Zelensky?

Brussels menyusun paket sanksi lain terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina lebih dari dua bulan lalu.

Putaran tindakan baru ini diharapkan menargetkan minyak Rusia, bank Rusia dan Belarusia, serta lebih banyak individu dan perusahaan.

Komisi Uni Eropa mengadakan pembicaraan yang disebut "pengakuan" dengan kelompok-kelompok kecil negara-negara Uni Eropa dan sedang mencari untuk menyelesaikan rencana sanksi dalam waktu untuk pertemuan duta besar Uni Eropa di Brussels pada hari Rabu.

Baca Juga: Putin dan Zelensky Dipastikan Bakal Bertemu di KTT G20 Bali, Jokowi Tegaskan Hal Ini

Para menteri energi Uni Eropa juga akan bertemu di ibu kota Belgia pada hari Senin untuk mengadakan pembicaraan mengenai masalah ini.

Para diplomat telah mengatakan beberapa negara Uni Eropa dapat mengakhiri penggunaan minyak mereka sebelum akhir tahun ini tetapi yang lain, terutama negara-negara selatan, telah khawatir tentang dampak selanjutnya pada harga.

Jerman tampaknya bersedia mengikuti dengan batas akhir tahun, menurut para diplomat, tetapi negara-negara seperti Austria, Hongaria, Italia, dan Slovakia memiliki keberatan.

Joerg Kukies, penasihat kanselir Jerman Olaf Scholz, mengatakan negaranya mendukung larangan Uni Eropa atas impor minyak Rusia tetapi membutuhkan beberapa bulan untuk mengamankan alternatif.

"Kami meminta periode penghentian yang dipertimbangkan. Kami ingin berhenti membeli minyak Rusia, tetapi kami perlu sedikit waktu untuk memastikan kami bisa mendapatkan sumber minyak lain ke negara kami," kata dia dikutip oleh Financial Times.

Kukies bersikeras negara itu ingin memastikan kilang di Schwedt, yang dijalankan oleh perusahaan minyak negara Rusia Rosneft, dapat dipasok dengan minyak non-Rusia yang diangkut oleh kapal tanker ke Rostock di Laut Baltik.

Dia menambahkan untuk memungkinkan ini, pelabuhan Rostock harus diperdalam dan lebih banyak pekerjaan dilakukan pada pipa yang menghubungkannya ke Schwedt.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah