Network
Saat ribuan tentara Rusia berbaris bersama tank dan perangkat keras militer lainnya dalam latihan parade Hari Kemenangan Rusia, rudal antarbenua besar milik Putin akan menjadi pusat perhatian bulan depan, saat itu Moskow berharap untuk memenangkan perang melawan Ukraina.
Ini terjadi ketika pejabat Ukraina mengkonfirmasi pasukan Vladimir Putin telah meluncurkan serangan besar-besaran dalam "pertempuran untuk Donbass".
Baca Juga: Vladimir Putin Berhadapan Langsung dengan Kekalahan Memalukan dalam Perang Rusia di Ukraina
Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa pihaknya sekarang dapat mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas.
"Itu telah mereka persiapkan sejak lama. Sebagian besar tentara Rusia sekarang didedikasikan untuk serangan ini," kata Zelensky sebagaimana dilansir Express UK, Selasa 19 April 2022.
Sementara sejumlah besar tentara menyerang Ukraina dari Timur, ribuan tentara Rusia di Moskow ikut serta dalam latihan untuk upacara Hari Kemenangan, yang akan diadakan pada 9 Mei.
Sementara itu, sebagaimana dilansir Mirror, Vladimir Putin ingin memberikan pukulan telak terhadap Ukraina hari ini, untuk menandai parade tersebut.
Selain tentara, tank, dan perangkat keras militer lainnya, rudal balistik antarbenua yang menonjol saat latihan.
Bagi Barat, rudal itu akan menjadi unjuk kekuatan dan pengingat nyata tentang apa yang bisa dilepaskan Putin di Eropa jika ketegangan mencapai titik didih antara Rusia dan NATO.
Baca Juga: Jokowi dan Luhut Bertemu di Bali, Rocky Gerung Singgung Presiden Rusia Vladimir Putin: Akan Diuji...
Rusia akan memamerkan peluncur rudal RD-24, yang mampu mengirim hingga sepuluh hulu ledak nuklir ke target di Eropa atau Amerika Serikat secara bersamaan.
Peluncur dilengkapi dengan rudal RD 24 Yars, yang dikatakan memiliki jangkauan lebih dari 10.000 kilometer.
Setiap tahun, acara Hari Kemenangan diadakan di Rusia untuk menandai kekalahan Jerman pada akhir Perang Dunia Kedua, di mana pasukan Joseph Stalin bertempur dalam pertempuran yang panjang dan sulit melawan Nazi.
Baca Juga: Pakar Rusia Ungkap Potensi Ancaman Pembunuhan Vladimir Putin Meningkat: Seseorang yang Mengenalnya
Putin dilaporkan semakin frustrasi dengan kemajuan perang di Ukraina, setelah mengambil jauh lebih banyak korban daripada yang diperkirakan semula, dengan pasukan Ukraina bahkan memaksa mundurnya pasukan Rusia.
Saat perang berlarut-larut, kekhawatiran berkembang bahwa Rusia mungkin meningkatkan serangan misilnya ke Ukraina.
Awal bulan ini, sedikitnya 50 orang di Ukraina timur tewas dan puluhan lainnya cedera setelah serangan rudal di stasiun kereta api yang ramai saat mereka mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut.
Diperkirakan pasukan Rusia menembakkan roket mematikan yang berisi amunisi tandan di lokasi di Kramatorsk ketika ribuan orang berkumpul di stasiun untuk melarikan diri dari konflik.
Zelensky mencap pembantaian warga sipil, banyak dari mereka wanita dan anak-anak, sebagai "kejahatan tanpa batas".
Dia memperingatkan Putin harus dihukum jika tidak, "itu tidak akan pernah berhenti".
Pejabat setempat mengkonfirmasi bahwa 38 orang telah meninggal di stasiun sementara 12 lainnya meninggal karena luka-luka mereka di rumah sakit.***
