Perang Rusia-Ukraina: Serangan Rudal Putin Menyeret Invasi ke Perbatasan NATO

- 14 Maret 2022, 08:24 WIB
Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv di dekat Lviv atau sekitar 6 mil dari Polandia yang merupakan anggota NATO luluh lantak diterjang serangan rudal jelajah Rusia.
Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv di dekat Lviv atau sekitar 6 mil dari Polandia yang merupakan anggota NATO luluh lantak diterjang serangan rudal jelajah Rusia. /Ukrinform

Kremlin menggambarkan tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "mendeNazifikasi" Ukraina. Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang pilihan.

Presiden Duda memperingatkan penggunaan senjata kimia di Ukraina oleh Rusia akan menjadi pengubah permainan dan NATO harus berpikir serius tentang bagaimana menanggapinya.

Presiden Zelensky telah memohon kepada NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas negaranya yang sedang diperangi. Namun para pemimpin NATO sejauh ini mengesampingkannya, karena khawatir hal itu akan meningkatkan konflik.

Rusia mengatakan setiap upaya untuk memberlakukan zona larangan terbang akan membuat protagonis mengarahkan "peserta konflik militer". Ia juga mengatakan kepada Barat untuk berhenti "memompa senjata" ke Ukraina jika mereka jatuh ke tangan teroris.

Harapan segar dalam pembicaraan damai

Negosiator perdamaian Ukraina dan Rusia telah mengisyaratkan bahwa mungkin ada hasil positif dalam beberapa hari, tulis Steph Spyro.

Delegasi Rusia Leonid Slutsky mengatakan pembicaraan telah membuat "kemajuan substansial". Kantor berita pemerintah RIA mengutipnya mengatakan kemarin bahwa itu "mungkin tumbuh dalam beberapa hari mendatang menjadi posisi bersama kedua delegasi, menjadi dokumen untuk ditandatangani".

Rekan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan Kyiv "pada prinsipnya tidak akan menyerah pada posisi apa pun", tetapi Rusia "sudah mulai berbicara secara konstruktif".

"Saya pikir kita akan mencapai beberapa hasil secara harfiah dalam hitungan hari." kata dia. Vladimir Putin mengatakan hanya pada hari Jumat bahwa ada beberapa "perubahan positif".

"Vladimir Putin akan sangat keras "menghancurkan dunia" kecuali dia dibawa ke tumit, seorang politisi Rusia memperingatkan," tulis Giles Sheldrick.

Leonid Volkov, mantan kepala staf pemimpin oposisi Alexei Navalny, mengatakan penguasa lalim itu "cukup gila" untuk menggunakan senjata nuklir untuk mencapai tujuannya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah