Network
ISU BOGOR - Pandemi Covid-19 dikabarkan kembali melanda kota Wuhan, China, pada awal Agustus 2021.
Kali ini, kota yang disebut-sebut sebagai 'asal' Corona itu tengah diserang Covid-19 varian Delta yang diklaim lebih cepat menular.
Mengetahui kabar tersebut, pemerintah China segera menerapkan kembali kebijakan pembatasan aktivitas dan kegiatan di kalangan masyarakat.
Baca Juga: Seorang Pria di China yang Mengantuk Tak Sengaja Telan Sikat Gigi Saat Menyikat
Dikutip Isu Bogor dari The Washington Post, China bakal memberlakukan lagi gelombang pembatasan perjalanan dan karantina kepada seluruh masyarakatnya.
Pada pekan ini, semua provinsi di China telah mengeluarkan peringatan perjalanan atau melarang perjalanan yang tidak penting ke daerah-daerah yang dianggap berisiko tinggi.
Beberapa desa telah memblokir akses jalan untuk mencegah pengunjung yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Jepang Catat Rekor 14.000 Kasus Harian COVID-19, Tokyo Tertinggi Secara Nasional
Kemudian, sejumlah perguruan tinggi telah memerintahkan para mahasiswa dan stafnya untuk tidak meninggalkan kampus.
Universitas Wuhan memberi tahu mahasiswa untuk menangguhkan atau membatalkan rencana magang musim panas, kecuali mereka dapat melakukannya secara online.
Mengingat Covid-19 varian Delta lebih cepat menular, China akan terus menempatkan vaksinasi di garda terdepan, yang mana sejauh ini, berdasarkan pemantauan parah ahli, telah terbukti dapat menurunkan tingkat penularan.
Baca Juga: 6 Daftar Faktor Risiko Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Sering Dirasakan
Saat ini, jumlah kasus Covid-19 baru yang melanda negeri Tirai Bambu tersebut dilaporkan sudah mencapai ratusan.
Sementara itu, para ahli epidemiologi telah menyatakan bahwa klaster lokal telah muncul di hampir 30 kota, termasuk Beijing, Wuhan, dan kota Zhengzhou yang dilanda banjir.
Diketahui, Wuhan sudah mulai mengupayakan tes Covid-19 untuk 11 juta penduduknya setelah adanya laporan konfirmasi tujuh kasus baru.
Sementara di Zhengzhou, yang masih belum pulih dari hujan lebat, juga telah memulai tes Covid-19 massal.***
