Langkah-langkah Singapura Menuju Hidup Normal Berdampingan dengan Covid-19

- 28 Juni 2021, 13:52 WIB
Ilustrasi langkah-langkah Singapura menuju hidup normal berdampingan dengan Covid-19.
Ilustrasi langkah-langkah Singapura menuju hidup normal berdampingan dengan Covid-19. /Pixabay/ cegoh

ISU BOGOR - Singapura memiliki rencana akan hidup normal berdampingan dengan Covid-19. Bahkan, virus Corona kini menjadi pandemi itu akan menjadi hal biasa seperti flu.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung yang merupakan ketua bersama gugus tugas multi-kementerian Covid-19.

"Melakukan hal itu akan menjadi prioritas kami dalam beberapa bulan mendatang. Kami sudah memiliki rencana yang luas," tulisnya seperti dikutip Isu Bogor dari The Straitstimes, Senin 28 Juni 2021.

Baca Juga: Anggap Covid-19 Seperti Flu, Singapura Akan Hidup Normal Berdampingan dengan Corona

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Singapura menuju hidup normal berdampingan dengan Covid-19 adalah sebagai berikut.

1. Vaksinasi

Mereka mengatakan, dua pertiga dari jumlah populasi Singapura setidak mengambil bagian untuk vaksinasi di dosis pertama pada awal Juli.

Berikutnya dua pertiga dari populasi Singapura divaksinasi penuh dengan dua dosis. Hal tersebut dilakukan jika persediaan memungkinkan.

"Kami bekerja untuk memajukan pengiriman vaksin dan mempercepat prosesnya," tuturnya.

Baca Juga: Hendra Subrata Buronan Kasus Percobaan Pembunuhan Akan Dideportasi dari Singapura, Begini Kronologinya

Menurutnya, vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi dan juga penularan. Bahkan jika terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala Covid-19 yang parah.

"Pengalaman Israel menunjukkan bahwa tingkat infeksi di antara orang-orang yang divaksinasi adalah 30 kali lebih sedikit daripada mereka yang tidak divaksinasi. Tingkat rawat inap untuk yang divaksinasi juga lebih rendah - 10 kali lipat," sebutnya.

Mereka pun mencontohkan di negarnaya sendiri, dari 120 lebih individu yang divaksinasi lengkap yang tetap terinfeksi Covid-19, termasuk beberapa yang berusia di atas 65 tahun, semuanya tidak memiliki gejala atau gejala ringan.

Baca Juga: Kapal Induk HMS Queen Elizabeth Dikelilingi Cincin Baja saat Angkatan Laut Bersiap Hadapi Pelecehan Putin

"Sebaliknya, sekitar 8 persen dari mereka yang tidak divaksinasi mengalami gejala serius," ungkap mereka.

2. Pengujian dan Pengawasan

Kedua, lanjut mereka, pengujian dan pengawasan akan tetap diperlukan, tetapi fokusnya akan berbeda.

"Kami masih membutuhkan pengujian ketat di perbatasan kami untuk mengidentifikasi siapa pun yang membawa virus, terutama varian yang menjadi perhatian," ujarnya.

Baca Juga: Inggris Vs Jerman: Gareth Southgate Miliki Rencana Cerdas untuk Memastikan Kemenangan Melawan Musuh Lama

Mereka menyebut pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan tes PCR yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk menunggu hasil.

"Kita perlu membuat tes Covid-19 cepat dan mudah. Kami telah meluncurkan tes antigen cepat, termasuk tes mandiri, ke poliklinik, klinik swasta, pengusaha, pemilik tempat dan apotek," terngnya.

Bahkan, kata mereka, ada alat tes yang lebih cepat, seperti breathalyser yang membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua menit untuk memberikan hasil dan tidak melibatkan swabbing.

Baca Juga: Menkes Budi Ungkap Sebut Pandemi Covid-19 Akan Berakhir Tergantung Masyarakat Indonesia

Pada waktunya, bandara, pelabuhan laut, gedung perkantoran, mal, rumah sakit, dan institusi pendidikan dapat menggunakan perangkat ini untuk menyaring staf dan pengunjung.

"Ada juga pengujian air limbah, yang berguna untuk mengetahui apakah ada infeksi tersembunyi di asrama, hostel, atau perumahan," sebutnya.

3. Perawatan

Ketiga, para ilmuwan di seluruh dunia sedang mengerjakan pengobatan untuk Covid-19. Saat ini, pihaknya telah memiliki serangkaian perawatan yang efektif yang merupakan salah satu alasan mengapa angka kematian Covid-19 di Singapura termasuk yang terendah di dunia.

Baca Juga: Masih di Bawah Standar WHO, BOR Kota Bogor Aman, 30 Persen

"Delapan belas bulan setelah pandemi dimulai, kami sekarang memiliki banyak agen terapi yang efektif dalam mengobati sakit kritis, mempercepat pemulihan, dan mengurangi perkembangan penyakit, keparahan dan kematian," kata mereka.

Kementerian Kesehatan melacak perkembangan ini dengan cermat, memastikan bahwa Singapura memiliki persediaan obat-obatan yang memadai.

"Peneliti medis kami secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan perawatan baru," imbuhnya.

Baca Juga: Adelin Lis Tiba di Indonesia, Kejagung: Berkat Dukungan Otoritas Singapura

4. Tanggung Jawab Sosial

Menurut mereka, hidup normal berdampingan dengan Covid-10 tergantung pada penerimaan warga Singapura dan perlu tindakan kolektif.

"Jika kita semua mempraktikkan kebersihan pribadi yang baik, kita cenderung tidak terinfeksi. Jika kita semua saling perhatian satu sama lain, menjauhi keramaian saat merasa tidak enak badan, kita akan mengurangi penularan," tuturnya.

"Jika kita semua memikul beban bersama, pekerja menjaga rekan kerja mereka tetap aman dengan tinggal di rumah saat sakit, dan majikan tidak menyalahkan mereka, masyarakat kita akan jauh lebih aman," sambungnya.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Cuitan Komisaris BUMN yang Ingin Ludahi Anies Baswedan

Menuju Kenormalan Baru

"Dengan vaksinasi, pengujian, pengobatan, dan tanggung jawab sosial, mungkin dalam waktu dekat, ketika seseorang terkena Covid-19, respons kita bisa sangat berbeda dari sekarang," pungkasnya. ***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah