Orasi Ilmiah, Mega Sebut Keputusan Jokowi Bentuk BRIN Revolusioner

- 11 Juni 2021, 21:19 WIB
Orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik Megawati Sukarnoputri, di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat 11 Juni 2021
Orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik Megawati Sukarnoputri, di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat 11 Juni 2021 /Chris Dale/Isu Bogor

Saat itu Bung Karno menyatakan, 'Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib bangsa dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya'.

“Spirit percaya pada kekuatan sendiri inilah yang harus menjadi spirit bangsa. Inilah peran dan tugas kepemimpinan strategik, menggelorakan semangat bagaikan api nan tak kunjung padam."

Baca Juga: Aksi Pembebasan Habib Rizieq, Bima Arya Lakukan Pertemuan dengan Perwakilan Massa

"Inilah tugas kepemimpinan strategik pada masa krisis: menggelorakan dedication of life tanpa pernah mengenal akhir bagi bangsa dan negaranya. Inilah spirit menjadi patriot bangsa yang selalu dikobarkan di Kampus Pertahanan dan Bela Negara ini,” urai Megawati.

Lebih lanjut, Megawati mengatakan, dengan adanya BRIN, seluruh kerja strategis riset dan inovasi ditujukan pada empat hal pokok. Yakni manusianya, flora dan faunanya, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat bagi kemajuan bangsa.

“Kalau skala prioritas riset dan inovasi diperas lagi, maka menghadirkan amal pengetahuan dan teknologi bagi perbaikan peri kehidupan rakyat sehari-hari sebagai prioritas utama. Saat ini stunting akibat kekurangan gizi. Di situlah salah satu prioritas BRIN.” tambahnya.

Baca Juga: Megawati Sandang Gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan 

Lebih jauh, Megawati menilai Indonesia memiliki potensi kekuatan besar. Dari jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta, bonus demografi, sumber kekayaan hayati, hingga sumber daya alam besar. 

Baginya, hal itu sangat memerlukan kepemimpinan strategik yang memuat aspek ideologis, kepemimpinan teknokratik, dan kepemimpinan berkarakter. Ini yang membangun legitimasi bagi konsolidasi seluruh kekuatan nasional bagi kemajuan suatu bangsa.

“Kepemimpinan teknokratis memerlukan kepemimpinan intelektual, guna memahami arah masa depan bangsa dan dunia. Darinya, kepemimpinan tersebut akan memberikan arah terhadap setiap keputusan yang diambil, yang di satu sisi menyelesaikan berbagai persoalan rakyat, dan disisi lain sebagai investasi bagi masa depan,” kata Megawati.***

Halaman:

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x