China Kirim 16 Pesawat Tempur di Laut China Selatan untuk Menguji Pertahanan Udara Malaysia

- 3 Juni 2021, 20:17 WIB
Ilustrasi dari pesawat tempur China yang melakukan pelatihan militer hingga wilayah udara Malaysia.
Ilustrasi dari pesawat tempur China yang melakukan pelatihan militer hingga wilayah udara Malaysia. /newslogic.in

Di antara beberapa aset dan kemampuan utama yang diperlukan dalam dekade ini adalah pengembangan perang siber dan kemampuan amfibi untuk Angkatan Darat Malaysia, akuisisi dan pembangunan Littoral Mission Ships (LMS) untuk Royal Malaysian Navy (RMN), dan pengadaan Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan Light Combat Aircraft (LCA) modern untuk RMAF.

LCA Hawk 208 yang digunakan untuk mencegat PLAAF minggu ini telah beroperasi selama lebih dari 25 tahun dan sangat perlu dilengkapi dengan LCA modern.

RMAF mungkin juga perlu mempercepat akuisisi radar pertahanan udara tambahan dan sistem pertahanan udara jarak menengah (MERAD), sebagaimana tercantum dalam Buku Putih Pertahanan 2019.

"Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung dapat mengakibatkan perlambatan ekonomi dan dapat dimengerti bahwa banyak yang khawatir tentang dampak pandemi terhadap ekonomi Malaysia dan apakah pengadaan pertahanan dan pengembangan kemampuan untuk Angkatan Bersenjata Malaysia mungkin dipaksakan," ungkapnya.

Pada saat penghematan keuangan, sektor pertahanan biasanya mendapat potongan pertama untuk mengimbangi pemangkasan anggaran di tempat lain.

Meskipun demikian, terlepas dari kemungkinan tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh COVID-19 dan pentingnya dukungan keuangan yang berkelanjutan untuk sektor kesehatan dan mereka yang terkena penyakit, sektor pertahanan tidak boleh dikesampingkan.

"Ancaman strategis dan risiko keamanan terus meningkat dan akan mencapai tahap di mana kepentingan nasional inti dapat hilang tanpa adanya aset dan kemampuan yang memadai untuk menghalangi atau mengganggu musuh potensial yang melanggar kedaulatan Malaysia," paparnya.

Begitu aset nasional utama hilang, sangat sulit untuk dipulihkan, kecuali menggunakan kekerasan bersenjata.

"Malaysia harus menyeimbangkan tujuan dan sarana strategisnya dengan cekatan. Di tengah pandemi COVID-19, sektor pertahanan Malaysia perlu dialokasikan dana yang cukup untuk setidaknya mempertahankan tingkat minimal pembangunan kemampuan di bidang yang paling penting," jelasnya.

Rencana modernisasi pertahanan yang berkelanjutan juga akan mengirimkan sinyal kuat kepada negara tetangga dan kekuatan asing bahwa Malaysia serius dalam menjaga kepentingan nasionalnya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: The Diplomat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah