China Kirim 16 Pesawat Tempur di Laut China Selatan untuk Menguji Pertahanan Udara Malaysia

- 3 Juni 2021, 20:17 WIB
Ilustrasi dari pesawat tempur China yang melakukan pelatihan militer hingga wilayah udara Malaysia.
Ilustrasi dari pesawat tempur China yang melakukan pelatihan militer hingga wilayah udara Malaysia. /newslogic.in

Ini mungkin juga terkait dengan strateginya untuk menegaskan kendalinya atas hampir seluruh Laut Cina Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, China secara teratur mengirim kapal penjaga pantai dan milisi maritim ke ZEE Malaysia.

"Kemudian pada April 2020, China mengirim kapal survei, Haiyang Dizhi 8, dengan 10 kapal penjaga pantai dan milisi maritim untuk membayangi kapal eksplorasi minyak kontrak Petronas sekitar 324 kilometer dari pantai Malaysia," paparnya.

Hal ini mendorong Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Australia untuk mengirim armada kecil kapal tempur ke tempat kejadian untuk memeriksa operasi maritim China. Setelah menghabiskan beberapa hari di daerah itu, kapal-kapal China, AS, dan Australia diam-diam pindah.

Baca Juga: Media China Keluarkan Peringatan Mengerikan untuk Persiapan 'Pertarungan' Nuklir dengan AS

"Awal tahun ini, China sempat melakukan tindakan kurang ajar lainnya di Laut China Selatan, yang menjadi pengingat bagi Malaysia untuk selalu waspada dan memiliki aset militer yang cukup untuk mencegah tindakan serupa," katanya.

Kemudian pada tanggal 7 Maret, armada besar lebih dari 200 kapal penangkap ikan Cina berlabuh di Whitsun Reef yang diklaim Filipina (dikenal sebagai Julian Felipe Reef ke Manila), dekat dengan provinsi Palawan di Filipina barat di Laut Cina Selatan.

Tindakan ketegasan terbaru oleh China ini telah menghasilkan protes kemarahan dari banyak politisi dan pejabat Filipina, dan terus menumbuhkan kekhawatiran tentang tindakan China di masa depan di Laut China Selatan.

Penerbangan PLAAF baru-baru ini di atas wilayah udara zona maritim Malaysia mungkin menunjukkan sikap yang berpotensi lebih agresif di mana kekuatan udara dapat digunakan untuk mengerahkan aset dan tenaga untuk menduduki pulau dan terumbu yang diklaim di Laut Cina Selatan.

"Ini berarti bahwa Angkatan Bersenjata Malaysia perlu memperoleh tidak hanya kapal angkatan laut tambahan tetapi juga aset pertahanan udara untuk melindungi kepentingan nasional Malaysia, terutama di zona maritim Laut Cina Selatan yang luas dan wilayah udara di atasnya, dan untuk memberikan pencegah yang kredibel terhadap calon agresor asing," jelasnya.

Rencana pengembangan kemampuan pertahanan utama untuk Angkatan Bersenjata Malaysia telah dijabarkan dalam Buku Putih Pertahanan pertama Malaysia, yang disetujui oleh Parlemen pada tahun 2019.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: The Diplomat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah