“Saya masuk ke dalam dan naik tangga karena listrik padam dan elevator tidak berfungsi. Saya histeris, dan jatuh beberapa kali dalam kegelapan, berteriak dan menangis. "
Az-Zaeem, yang mengatakan sembilan rekan hukum dan empat magang bekerja di lantainya, meninggalkan gedung lima menit sebelum diratakan.
“Bahkan setelah gedung itu runtuh, saya terus berteriak bahwa saya lupa mengunci pintu kantor saya,” katanya. "Bayangkan itu."
Bangunan itu, dibangun pada pertengahan 1990-an, adalah salah satu gedung tinggi tertua di Kota Gaza.
Fares al-Ghoul, direktur eksekutif Mayadeen Media Group, mengatakan perusahaannya sebelumnya berbasis di gedung Shorouq, yang dihancurkan oleh rudal Israel pada 13 Mei.
"Lantai atas Shorouq menjadi sasaran perang 2014," katanya. “Pada 2019, kami memindahkan perusahaan ke gedung al-Jalaa karena menurut kami akan lebih aman, karena menampung kantor-kantor agensi media internasional.”
“Sekarang keduanya telah dihancurkan,” katanya.***