Network
ISU BOGOR - Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan memprediksi dari 14 nama yang sempat muncul dalam survei mengerucut jadi 10 nama tokoh bakal meramaikan perturangan Calon Presiden (Capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Djayadi menyebutkan dalam 10 nama itu adalah sosok yang memang sudah dikenal luas publik dan sering terdengar di kancah politik nasional.
Menurutnya dalam survei yang dilakukan pada 25-31 Januari 2021 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang, nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi sosok yang paling tinggi tingkat keterpilihannya yakni 26,0 persen.
Baca Juga: Survei LSI Prediksi Dua Partai Ini Bakal Kembali Bersaing Ketat di Pemilu 2024
"Sama saat 14 nama yang keluar, dari 10 nama yang mengerucut dibawah Prabowo Subianto yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 15,4 persen," katanya dalam Rilis Survei LSI: Evaluasi Publik Terhadap Kondisi Nasional dan Peta Awal Pemilu 2024 yang digelar secara daring, Senin 22 Februari 2021.
Kemudian menyusul Anies Baswedan 13,3 persen; Sandiaga Uno 10,4 persen; Ridwan Kamil 7,5 persen; Agus Harimurti Yudhoyono 6,2 persen, Khofifah Indar Parawansa 4,4 persen; Gatot Nurmantyo 2,6 persen; Puan Maharani 1,1 persen dan Budi Gunawan 0,6 persen.
"Dan yang Tidak Jawab atau Tidak Tahu sebanyak 12,6 persen," katanya.
Menurutnya 10 nama ini muncul berdasarkan simulasi tertutup. Responden ditanya langsung jika pemilihan presiden diadakan sekarang siapa yang akan dipilih.
Baca Juga: Pilkada Serentak di Masa Pandemi, LSI: 44 Daerah Masuk Zona Merah Covid-19
Nama Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam setiap simulasi dan survei LSI selalu berada diposisi teratas.
"Nama-nama ini untuk sementara urutannya belum berubah nomor satu Pak Prabowo diikut Ganjar dan Anies dan seterusnya," katanya.
Itulah beberapa nama yang bisa disampaikan LSI terkait dengan elektabilitas dari para tokoh yang diperkirakan bakal ikut berkompetisi dalam Pilpres 2024.
"Tentu kita belum tahu apakah jadi berkompetisi atau tidak, karena tergantung pada banyak faktor, terutama faktor politik," ungkapnya.***
