20 Ribu WNI Dipulangkan dari Luar Negeri ke Indonesia Selama Pandemi COVID-19

- 28 Desember 2020, 22:21 WIB
ilustrasi pandemi.
ilustrasi pandemi. / cottonbro/pexels.com/@cottonbro

ISU BOGOR - Sebanyak lebih dari 20.000 Warga Negara Indonesia (WNI) dipulangkan dari luar negeri ke Indonesia karena ada pembatasan berpergian selama pandemi COVID-19.

Kepala Seksi Perlindungan WNI untuk wilayah China Kementerian Luar Negeri RI, Ondy Rakhmat menyebutkan data tersebut diketaui sejak awal pandemi hingga 27 Desember 2020.

"Total WNI yang berhasil dipulangkan dan difasilitasi kepulangannya ada lebih dari 20.000 dari 62 negara,” katanya dalam seminar virtual, sebagaimana dilansir Antara dari Jakarta, Senin 28 Desember 2020.

Baca Juga: Begini Rinciannya, Tunjangan ASN 2021 Naik dan Golongan Rendah Gaji Rp 10 Juta

Tak hanya itu, pemerintah juga telah memulangkan sekitar 26.000 anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Indonesia yang tidak dapat pulang dan sempat terjebak di luar negeri selama pandemi, kata Ondy menambahkan.

Menurut Ondy, kerja pelindungan WNI di luar negeri lebih rumit dan banyak selama pandemi dibandingkan dengan situasi normal, karena COVID-19 mewabah hampir secara bersamaan di lebih dari 200 negara sejak Mei 2020.

Data Kementerian Luar Negeri RI, sebagaimana disampaikan Ondy, menunjukkan kasus yang dialami WNI di luar negeri bertambah dua kali lipat selama pandemi COVID-19.

Baca Juga: Gawat, Keterisian Rata-Rata Rumah Sakit di Indonesia Penuh, Jawa Barat 83 Persen

“Untuk pelindungan WNI masa pandemi jadi tantangan tersendiri, karena dilihat dari statistik, kasus di luar negeri meningkat pesat. Direktorat Pelindungan WNI-Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI pada 2019 menangani 23.000 kasus dalam setahun. Di masa COVID-19, belum setahun kasus bertambah jadi 43.000 kasus,” terang Ondy.

Tidak hanya membantu pemulangan WNI di luar negeri, selama pandemi, Pemerintah Indonesia melalui kantor perwakilannya di luar negeri juga telah menyalurkan lebih dari setengah juta ton barang kebutuhan pokok (sembako).

“Bantuan itu telah disalurkan ke WNI yang terdampak pandemi di seluruh dunia,” sebut Ondy.

Dalam kesempatan itu, Ondy turut menceritakan pengalamannya menerima tugas dari pemerintah untuk memulangkan WNI dari Kota Wuhan pada Februari 2020.

Baca Juga: Antisipasi Virus Corona Baru, 3 Syarat Wajib Bagi WNA yang Pulang ke Indonesia

Wuhan merupakan kota di Provinsi Hubei yang jadi pusat penyebaran COVID-19 di China. Ondy, pada sesi seminar yang dihadiri mayoritas oleh mahasiswa, mengatakan tugas itu jadi pengalaman paling berharga selama ia berkarir sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri RI.

“(Awalnya, red) saya khawatir juga akan keselamatan diri, karena belum tahu seperti apa situasi di pusat wabah, belum tahu apakah itu (COVID-19) ditularkan airborne (lewat udara, red) atau lewat droplet. Tantangan tugas itu adalah bagaimana meyakinkan diri sendiri, tetapi yang saya pikirkan bagaimana mereka (WNI, red) yang terjebak di Wuhan, pasti mereka lebih khawatir,” kata Ondy seraya menambahkan kerja diplomat selalu melampaui panggilan tugas/kewajibannya — yang dikenal dengan istilah beyond call of duty.

Meskipun kerja pelindungan tahun ini didominasi oleh pemulangan WNI, Ondy mengatakan Pemerintah Indonesia melalui kantor perwakilannya di luar negeri juga masih menyediakan bantuan dan pendampingan untuk kasus lain, misalnya terkait pelanggaran aturan imigrasi, ketenagakerjaan, dan kasus hukum pidana atau perdata.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah