Jokowi Tegaskan Pentingnya Kerjasama Kesehaan di KTT ASEAN

16 November 2020, 13:25 WIB
Jokowi meminta PBB turut serta menjaga toleransi antar umat beragama di dunia. /BPMI Setpres/Muchlis Jr./BPMI Setpres/Muchlis Jr

ISU BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya kerjasama di bidang kesehatan sekaligus menjaga stabilitas kawasan dalam akhir rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37, Minggu 15 November 2020.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi di seluruh rangkaian acara menyampaikan tiga pesan utama dalam akhir rangkaian KTT Ke-37 ASEAN.

"Yaitu, pertama, pesan terkait pentingnya memperhatikan kerjasama di bidang kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti, membangun ketahanan kesehatan kawasan dan dunia".

Baca Juga: Ini Pidato Jokowi Tegur Kapolri, Panglima TNI, Satgas Covid-19 dan Mendagri soal 'Lemahnya' Prokes

"Hal kedua adalah mendorong kerjasama untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19," katanya.

Kerja sama ini, lanjut Retno, penting untuk dilakukan agar kondisi ekonomi dunia menjadi lebih baik, tentunya tanpa mengorbankan ketaatan pada protokol kesehatan.

Baca Juga: Bima Arya Dukung RUU Minol: Bogor Arahnya Bukan Night Entertaiment, Tapi Kota Olahraga

Kemudian himbauan ketiga yakni, berkenaan pentingnya terus menjaga perdamaian dan stabilitas wilayah dan dunia.

“Hal ini terus ditekankan oleh Presiden, mengingat rivalitas antara kekuatan besar semakin menajam. Upaya untuk menangani pandemi dan dampak ekonomi akan terhambat, jika isu perdamaian dan stabilitas tidak terus dijaga,” lanjut Menlu.

Berikutnya, isu sentralitas dan soliditas ASEAN juga secara konsisten disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN. Indonesia secara konsisten terus menjaga sentralitas dan soliditas ASEAN dan akan terus menjalankannya.

Baca Juga: Sejarah Lengkap Awal Dibentuk Hari Toleransi Internasional 16 November

“But we can not do it alone, we need everyone on board. ASEAN harus terus memegang dan melaksanakan prinsip-prinsip yang sudah disepakati bersama,” tambahnya.

“Misalnya di ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan tidak membuka peluang negara manapun untuk menawar prinsip-prinsip tersebut. We have to walk the talk,” ungkap Menlu.

Imbauan lain seperti, mengenai penghormatan hukum internasional termasuk UNCLOS 1982.

“Pentingnya upaya memperkuat multilateralisme, juga mendapat penekanan di pidato Presiden. Multilateralism that delivers,” tandasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler