4 Warga di Tasikmalaya Tertimbun Longsor, 1 Orang Meninggal Dunia

6 November 2020, 18:40 WIB
Seorang pekerja galian gorong-gorong di Jalan raya Cibalong Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia dilokasi kejadian setelah ia tertimpa longsoran tebing tanah. /Kabar Priangan/Aris Mohamad Fitrian/

 

ISU BOGOR - Longsor yang terjadi di Desa Parung, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menimbulkan seorang warga tewas dan sejumlah orang luka-luka pada Kamis, 5 November 2020.

Kejadian ini dipicu karena intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama pada pukul 00.30 WIB Kamis dini hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mengatakan jika terdapat sekitar empat warga yang tertimbun material longsor, akan tetapi satu diantaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Mundur Awal 2021, Selain Penyakit Juga karena Dipaksa Pesenam Glamor Ini

Baca Juga: Fenomena Langit 7 November, Asteroid 2020 TY1 Berdiameter 105 Meter Bakal Menghantam Bumi?

Bubun yang berusia 45 tahun ditemukan meninggal dunia karena tertimpa material longsor, sedangkan satu orang mengalami luka –luka, dan dua lagi berhasil selamat dari kejadian.

Longsoran ini menimbulkan tertimbunnya jalan penghubung antara Tasikmalaya dan Karangnunggal sehingga mengganggu arus lalu lintas di kedua arah. Menurut pantauan BPBD situasi pasca longsor sudah kembali kondusif saat ini.

Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk kedalam wilayah dengan kategori sedang hingga tinggi dapat terjadi bahaya longsor.

Tercatat ada sekitar 35 Kecamatan yang berada dalam kategori tersebut yang memiliki populasi penduduk sejumlah 269.488 jiwa.

Pada Jumat, 6 November 2020 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi prakiraan cuaca untuk kawasan Jawa Barat memiliki potensi hujan lebat yang disertai kilat atau petir serta angin kencang.

Namun untuk kawasan Kecamatan Cibalong sendiri diprediksi berpotensi hujan ringan hingga hujan petir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Terus Mengulang Klaim Penipuan Pemilih yang Tak Terbukti

Selain itu BNPB mengatakan jika wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina.

Fenomena La Nina merupakan fenomena iklim yang berlawanan dengan El Nino atau fenomena iklim yang disebabkan kemarau panjang.

Fenomena El Nino dikendalikan di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur sedangkan fenomena La Nina dikendalikan sebaliknya.

Selain itu perubahan suhu yang drastis juga merupakan sebab dari adanya fenomena La Nina.

Kejadian La Nina terjadi saat Samudera Pasifik dan atmosfer di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) pada periode waktu dua bulan atau lebih

Saat itu, atmosfer dan lautan saling merusak, satu kesatuan yang lain, dan menciptakan putaran yang saling mengamplifikasi (efek) perubahan kecil di lautan. Jika kopel (pasangan) antara lautan dan atmosfer sudah tercipta maka ENSO (El Nino - Southern Oscillation) dikatakan telah terbentuk.

Dampak dari La Nina dapat memacu curah hujan lebih tinggi lagi, maka dari itu kesiapsiagaan dan kewaspadaan dibutuhkan setiap keluarga untuk dapat mengantisipasi dan menghindar dari potensi bahaya yang mungkin terjadi.***

 

Editor: Yudhi Maulana Aditama

Tags

Terkini

Terpopuler