Setelah 1998, Akhirnya Ekonomi Indonesia Terjelebab Resesi

5 November 2020, 20:31 WIB
Ilustrasi Resesi /pixabay/geralt

ISU BOGOR - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan ekonomi Indonesia masuk mengalami resesi. BPS melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus hingga 3,49 persen (year on year/yoy).

Laporan itu, membuat ekonomi selama dua kuartal belakangan ini mengalami pertumbuhan negatif. Pasalnya, pada kuartal II kemarin, ekonomi minus 5,32 persen.

Secara kuartalan, ekonomi sudah mulai tumbuh sebesar 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.

Baca Juga: Fenomena Awan Lenticular Muncul di Langit Jawa, Antara Keindahan dan Tanda Bahaya

Sebagai catatan, resesi merupakan suatu keadaan di mana ekonomi negara negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.Artinya, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya sejak 1998.

Dibandingkan kuartal II-2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik. Pasalnya, pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen.

“Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis 5 November 2020.

Baca Juga: Demo Mahasiswa di Istana Bogor Buat Jalan Macet Luar Biasa

Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal III atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.

Menurut pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.

Ilustrasi pekerja sedang memproduksi sepatu.*

selain Indonesia, beberapa negara lain yang juga telah mengalami resesi di antaranya Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.

Pemerintahan negara-negara dunia menerapkan kebijakan untuk menekan angka persebaran Covid-19. Hal itu memberikan dampak ke perekonomian negara-negara dunia.

Baca Juga: Empat Budaya Korean Wave untuk Temani PSBB di Rumah Aja

Pasalnya, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terhenti dengan diterapkannya pembatasan sosial atau lockdown di hampir seluruh negara di dunia.

Bahkan pertumbuhan ekonomi global diproyeksi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) mengalami kontraksi hingga 4,4 persen.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler