Jokowi Dapat Nilai A Minus di Mata Najwa, Rocky Gerung: A Buat Kebohongan, Minus untuk Kejujuran

22 Oktober 2020, 08:18 WIB
Peneliti Perhimpunan Pendidikan dan Demokrasi, Rocky Gerung di cara Mata Najwa memberi nilai A minus kepada pemerintahan Jokowi.* /Youtube @Najwa Shihab

ISU BOGOR - Peneliti Perhimpunan Pendidikan dan Demokrasi, Rocky Gerung memberikan nilai A minus terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tahun pertama periode kedua di masa kepemimpinannya saat ini.

Penilaian itu disampaikan Rocky Gerung, dalam acara talkshow Mata Najwa dengan tema 'Tahun Pertama: Jokowi Sampai Di Mana' yang videonya di unggah di akun kanal YouTube, Najwa Shihab, pada Kamis 22 Oktober 2020.

"Mau dikasih nilai berapa, setahun pemerintahan Jokowi ini?," tanya Najwa Shihab kepada Rocky Gerung sebagai pembicara pertama dalam diskusi tersebut.

"Saya nilai (Presiden Jokowi) pakai huruf saja ya. Nilainya A minus. A minus itu, A buat kebohongan, minus untuk kejujuran," jawab Roger begitu biasa disapa Rocky Gerung yang membuat Najwa Shihab dan empat pembicara lainnya tertawa.

Baca Juga: Di Depan Anak Buah Jokowi, Sujiwo Tejo Skakmat Karni Ilyas Soal ILC TvOne Batal Tayang Minggu Lalu

Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini

Dalam talkshow Mata Najwa kali ini, selain Rocky Gerung, hadir pula politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arya Bima; Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan; Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, Politisi Partai Nasdem Irma Chaniago (lewat sambungan jarak jauh) dan Pakar Hukum Universitas Andalas Feri Amsari.

Rocky melanjutkan, publik sekarang itu berupaya untuk Logic Government atau logika pemerintah dengan banyak menitipkan harapan.

"Tapi tiba-tiba, dibatalkan oleh dua caption di koran Kompas kemaren, kepuasan hilang, artinya, padahal bulan agustus saya masih baca SRMC (Saiful Mujani Research Consulting) bikin poling kepuasannya 60 persen, sekarang dibawah 50 persen, itu artinya, ini tahun pertama loh (Kepuasan dan kepercayaan publik) sudah hilang," kata Rocky.

Acara Talkshow Mata Najwa episode Satu Tahun Jokowi tayang di Trans 7 dan diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis 22 Oktober 2020. Youtube @Najwa Shihab

Bahkan, Rocky mengibaratkan kondisi tersebut semacam pernikahan dimana pasangan suami istri yang baru menikah sudah dihadapkan pada masalah hilangnya kepercayaan sehingga harus bubar.

"Itu sama saja malam pertama (pengantin) pasangannya sudah tak percaya, mestinya perkawinan itu bubar," katanya.

Baca Juga: Setelah Nama Jalan, Pangeran Abu Dhabi Akan Buatkan Masjid Bernama Jokowi

Baca Juga: Terima PM Jepang, Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Pertama di Masa Pandemi

"Tapi ada semacam, kalau orang Indonesia bilang, ya mudah-mudahan masih bisa lanjut. Tapi itu adalah situasi psikologis publik, supaya nggak ada kerusuhan mudah-mudahan pak Jokowi masih berlanjut, social dicotact dibawah 50 persen itu,

Lebih lanjut ia menjelaskan, menurutnya masyarakat baik yang mendukung sejak awal maupun oposisi, jika data survei terbaru itu angkanya dibawah 50 persen sudah cukup mengkhawatirkan.

"Kita mau maki-maki, kita mau puji-puji, ya datanya 50 persen itu, kalau di eropa perdana menterinya itu sudah turun," kata Rocky yang terkenal dengan pernyataan-pernyataan satire-nya dalam mengkritik pemerintah itu.

"Tapi itu berangkat dari satu survei!" disanggah Najwa Shihab.

Baca Juga: Sujiwo Tejo Semprot Johnny G Plate dan Karni Ilyas soal Blokir Medsos sampai ILC TvOne Batal Tayang

Baca Juga: ILC Dibatalkan, Karni Ilyas Sindir Pemerintah: Dilarang Berkicau, Mati Ketawa Cara Rusia

Rocky langsung membalasnya, memang survei tersebut bakal banyak dibantah, tapi media ternama yang mensurvei itu adalah sebuah koran pendukung Presiden Jokowi.

"Bahkan, dia (pendukung saja) bikin begitu, itu artinya yang lain pasti dibawah Kompas, lebih parah lagi itu," katanya.

Saat ditanya Najwa Shihab tentang ukuran nilai A minus itu hanya berangkat dari survei media, Rocky Gerung mempertegas tentang kata hanya itu bukanlah kualitatif.

Baca Juga: SBY Dituding Aktor Demo Omnibus Law, Rocky Gerung: Ga Mungkin Kodok Ijo Temukan Kambing Hitam

Baca Juga: Rocky Gerung Bilang Ini, Guru Besar Unair Marah hingga Sebut Nama Yosi, UAS dan Ahmad Dani

"Disitu Kompas itu parameter utama, Kompas biasanya itu nggak tahan, kalau nggak kasih applause kepada Presiden, sekarang Kompas nggak bisa tutupi lagi fakta yang dia riset itu," jelasnya.

Menurutnya, jika margin of error-nya mengacu kepada survei yang disampaikan sebuah media pendukung pemerintah, pihaknya memberikan margin off error-nya serupa.

"Karena di bawah 50 persen loh itu, apalagi yang lain, nah kalau itu, kalau yang lain lebih bagus dari kompas nah artinya itu tadi, A nya bohong, jujurnya yang minus," tuturnya.

Kritikan pedas itu langsung dibalas cepat oleh politisi PDIP Arya Bima yang menyebut itu hanya interpretasi Rocky Gerung. "Itu hanya interpretasi Rocky," kata Arya Bima, singkat.

Baca Juga: Demo Omnibus Law Rusuh dan Strategi Jokowi Soal Vaksin COVID-19 Disorot Media Asing

Baca Juga: Heboh Hotman Paris 'Sentil' Jokowi Soal Tol Terpendek di Dunia yang Sengsarakan Rakyat Kelapa Gading

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama KSP, Dany Amrul Ichdan menyebutkan secara keseluruhan pihaknya mengajak dalam menilai pemerintah itu harus melihat dari berbagai perspektif tak hanya satu indikator saja.

"Over All Variable-nya lebih detail, jadi kita bisa dapatkan perspektif yang lebih luas, ada indikator-indikator dari beberapa survei yang mengatakan, bahwa Public Trust pak Jokowi juga naik,"

"Sama seperti di satu bulan terakhir, memang dibeberapa bulan permasalahan di awal pandemi, memang sempat turun, tapi sekarang dengan komunikasi publik yang baik, dengan penanganan permasalahan penanganan Covid-19 sudah baik (penilaian kepuasan publik kembali naik)," kata Dany.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler