Jawab Tantangan Resesi, Mentan SYL : Pertumbuhan Pertanian Naik 16,24 Persen

2 September 2020, 07:22 WIB
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) di acara pengukuhan profesor riset Balitbang Kementan, Kota Bogor, Selasa 1 September 2020 /Chir Dale/Chris Dale

ISU BOGOR - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut angka pertumbuhan pertanian nasional tumbuh 16,24 persen pada kuartal ke-II di 2020. Hal itu menjawab, tantangan instruksi Presiden Joko Widodo dalam menghadapi resesi.

Ditemui di acara pengukuhan profesor riset Balitbang Kementan, Kota Bogor, Selasa 1 September 2020. Syahrul menyebut data pertumbuhan itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nasional.

Dimana mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 sebesar 4,19 persen dibanding kuartal I-2020. Sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi, di mana PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 sementara secara year on year tumbuh 2,19 persen.

Baca Juga: Diambang Resesi, Presiden Jokowi: Percepat Realisasi Belanja Daerah 

"Kementerian Pertanian melakukan langkah-langkah terobosan agar, yang bisa menyentuh kepentingan rakyat dan sektor pertanian adalah sektor yang paling real dalam memberikan dukungan ketahanan pangan untuk kepentingan masyarakat," paparnya.

Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah.

Pun ditengah pandemi Covid-19 ini, Syahrul, terus melakukan dongan kepada para petani untuk terus meningkatkan produksi pertanian. Salah satu terobosan yakni memajukan musim tanam.

Baca Juga: Waspada, Jumlah Zona Merah di Daerah se-Indonesia Terus Naik 

"Kami coba lakukan untuk menjaga ketahanan pangan sampai akhir 2020. Di kuartal kedua ini kami lakukan percepatan tanam di 5,8 juta hektar. Percepatan tanam juga dilakukan untuk menyiasati masuknya musim kemarau," paparnya.

Saat ini, Kementan dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo terus bergerak mendorong produksi yang cukup dan berkualitas.

Peningkatan produksi terus dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga guna mengurangi impor atau meningkatkan volume ekspor.

Sementara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi dalam siaran persnya menambahkan, dalam peningkatan produksi, Kementan melakukan beberapa upaya salah satunya dengan mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

Baca Juga: Presiden Kepada para Gubernur: Tetap Fokus Kendalikan Covid-19 

"Selain itu, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan berupa bantuan benih, alat alat pasca panen, dan juga berbagai jenis alat pra panen serta fasilitas permodalan terus ditingkatkan," ujar Suwandi.

Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler