Pakar: Pidato Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI Cenderung Santai dan Sesekali Marah, Sedih serta Kesal

14 Agustus 2020, 18:44 WIB
Jokowi /Antara/

ISU BOGOR – Pakar bahasa tubuh dan mikroekspresi, Monica Kumalasari menemukan fakta menarik dalam Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR RI. Ia menyebut, pidato Jokowi di di Ruang Sidang Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta pada Jumat, 14 Agustus 2020 santai, marah, sedih, dan kesal.    

Menurut Monica, pada saat menyampaikan pidato kenegaraan, Jokowi terlihat santai dan terlihat lebih rileks. Selain itu, Jokowi juga melakukan kontak mata dengan penonton yang hadir hampir setiap saat.

Dalam pidatonya, Jokowi mengenakan baju adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menurut Monica bisa diartikan sebagai komitmen mendukung Indonesia yang punya kebudayaan beragam.

Baca Juga: Epik, Hadiri Sidang Tahunan MPR RI 2020 Jokowi Kenakan Adat NTT

Pidato diawali Jokowi dengan menggunakan metafora mengenai kondisi pandemi lewat analogi komputer. Ia mengatakan, metafora adalah cara tercepat untuk menyampaikan pesan yang bisa diterima secara mudah oleh semua lapisan masyarakat.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dengan Judul  Pakar Bahasa Tubuh Bongkar Ekspresi Jokowi ketika Berpidato: Ada yang Tidak Sinkron, Monica menangkap beberapa ekspresi mikro ketika Jokowi menyampaikan beberapa kalimat, termasuk emosi, marah, sedih, dan kesal.

Ketika menyampaikan soal perlunya memprioritaskan penguatan kapasitas SDM, pengembangan rumah sakit, balai kesehatan juga industri obat dan alat kesehatan, Monica melihat Jokowi menunjukkan gerak bibir dengan emosi kemarahan.

Baca Juga: Hari Pramuka, Presiden Joko Widodo Minta Buat Dua Gerakan di Masa Pandemi Covid-19

Campuran ekspresi antara marah, sedih, dan kesal dapat dilihat ketika presiden bicara soal membangun ekosistem nasional kondusif untuk memperluas kesempatan kerja yang berkualitas.

Jokowi berkata, "Kita ingin semua harus bekerja. Kita ingin semua sejahtera."

Monica berpendapat, campuran emosi marah, sedih, dan kesal secara subtil terlihat ketika presiden mengucapkan kata "sejahtera".

"Dari emosi bawah sadar yang ditampilkan tersebut, terlihat berkesesuaian dengan berita yang sempat heboh saat Sidang kabinet 18 juni 2020 di mana Jokowi mengancam reshuffle kabinetnya, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kemenko Perekonomian," katanya.

Baca Juga: Dijanjikan Masuk Akpol, Anggota Polisi Ditipu Rp 1,3 Miliar dan Pelaku Ternyata Koruptor

Satu hal lain yang dianalisis Monica adalah ketika Jokowi bicara soal kinerja Mahkamah Agung yang disebut sangat positif.

Jokowi berkata, "Keberhasilan MA tersebut juga berkat dukungan dari Komisi Yudisial sesuai kewenangannya”.

Monica menuturkan, "Pada kalimat ini muncul mikroeskpresi subtle dengan gerakan bibir yang menunjukkan ekspresi marah dan sedih. Ketidaksinkronan antara pesan verbal dengan non-verbal ini perlu dikaji lebih dalam lagi." (M Bayu Pratama/PR Bekasi)***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler