Riyad Al Maliki Kritik Normalisasi dengan Israel di Tengah Meningkatnya Serangan Terhadap Palestina

18 Mei 2021, 07:13 WIB
Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riyad Al-Maliki mengkritik negara-negara Arab yang telah menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel /Memo

ISU BOGOR - Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riyad Al Maliki mengkritik negara-negara Arab yang telah menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel sejak Agustus lalu. Hal tersebut disampaikan Riyad Al Maliki dihadapan rekan-rekannya di Organisasi Kerjasama Islam (OKI), pada sesi darurat kemarin.

Sementara itu, negara-negara Muslim, mengecam serangan "barbar" Israel terhadap Palestina, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 202 warga Palestina. Korban tewas meningkat hampir setiap jam.

"Normalisasi dan berjalan menuju sistem kolonial Israel tanpa mencapai perdamaian dan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Arab dan Palestina merupakan dukungan untuk rezim apartheid dan partisipasi dalam kejahatannya," tegas Riyad Al Maliki.

Baca Juga: Usai Yaman dan Irak, Giliran Suriah Siap Bantu Rakyat Palestina Hadapi Israel

Menurut Riyad Al Maliki pendudukan kolonial ini harus dihadapi, dibongkar, diakhiri dan dilarang.

"Normalisasi yang dipercepat baru-baru ini tidak akan berdampak pada sentimen [orang] Arab atau mengubah penilaian mereka," ungkapnya.

Israel melancarkan serangan militer terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza Senin lalu, menggunakan angkatan udara, artileri, dan angkatan lautnya. Faksi perlawanan Palestina telah menanggapi dengan menembakkan roket ke kota-kota Israel.

Baca Juga: Rame-rame Selebriti Dunia Kecam Serangan Israel Terhadap Palestina

Kekerasan Israel terhadap Palestina telah mempermalukan negara-negara Arab - Sudan, Maroko, Uni Emirat Arab dan Bahrain - yang menandatangani perjanjian normalisasi dengan negara pendudukan tahun lalu sebagai bagian dari apa yang disebut "Persetujuan Abraham".

Pertemuan darurat OKI diselenggarakan oleh Arab Saudi, yang belum secara resmi menormalisasi hubungan dengan Israel tetapi diketahui memelihara hubungan klandestin.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal Bin Farhan Al-Saud meminta masyarakat internasional untuk mengambil "tindakan mendesak" untuk menghentikan operasi militer Israel.

Baca Juga: DK PBB 'Dikecam' karena Gagal dan Lambat Melindungi Warga Palestina dari Agresi Militer Israel

"Hentikan operasi militer dan hidupkan kembali pembicaraan damai yang bertujuan untuk mengamankan solusi dua negara. Melestarikan Yerusalem adalah tanggung jawab kita semua," katanya.

Palestina telah mengutuk kesepakatan itu sebagai tikaman di belakang dan "pengkhianatan". Kepemimpinan Palestina telah menunjukkan bahwa negara-negara normalisasi telah memberi penghargaan kepada Israel sementara itu melanjutkan pendudukannya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dan mempertahankan pengepungannya di Jalur Gaza.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Memo

Tags

Terkini

Terpopuler