Varian Baru Corona B117 Bahayakah? Ini Penjelasan Lengkap Pakar Pulmonologi UI

3 Maret 2021, 16:47 WIB
Ilustrasi Varian Baru Corona B117 /PIXABAY/PIRO4D./

ISU BOGOR - Pakar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan varian baru Corona B117 seperti virus yang lain akan bermutasi dari waktu ke waktu.

"Sebelum ada varian baru Corona B117 ini, kita sudah mengenal D614G yang sudah ada di dunia sejak Februari 2020, sudah ada di beberapa negara di Asia," kata Prof Tjandra dalam keterangannya di salah satu stasiun televisi swasta nasional, Rabu 3 Maret 2021.

Prof Tjandra yang juga Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran UI sekaligus Mantan Direktur Regional WHO Asia Pasifik itu menyebutkan varian baru Corona B117 ini pada bulan November telah ditemukan Inggrisdan dilaporkan ke WHO pada Desember 2020 sebagai bagian dari international test.

Baca Juga: Ada Covid-19 Varian Baru B117 di Karawang, Satgas Minta Warga Jangan Panik

"Virus ini akan terus bermutasi, ada di Afrika Selatan, Brazil, California, dan beberapa juga di New York, jadi memang ini akan bermutasi dari waktu ke waktu," katanya.

Lalu seberapa berbahayanya, biasanya dilihat dari 4 faktor apa dampak infeksi terhadap diagnosis, penularan, penyakit, obat.

Pertama infeksi terhadap diagnosis, tadi sudah disinggung yang berubahkan jarumnya itu yang terdeteksi PCR atau antigen masih tetap bisa berjalan.

"Itu tidak ada masalah sejauh ini. Kemudian yang kedua dampaknya terhadap penularan, memang terbukti bahwa varian baru Corona B117 ini jauh lebih menular daripada virus sebelumnya ada yang 30 persen hingga 50 persen. Jadi jika ditanya apakah lebih mudah menular, jawabannya adalah iya," katanya.

Baca Juga: Usia 83 Tahun, Icon Hidup Manchester United Bobby Charlton Disuntik Antivirus Corona

Kemudian yang ketiga dampaknya terhadap penyakit apakah lebih berat atau tidak, ini masih ada dua pendapat. Meskipun ada laporan dari pemerintah Inggris yang menduga dampaknya lebih berat.

"Tapi pada tanggal 11 Februari itu ditunjukan, tapi data ini belum kompulsif, belum lengkap atau belum pasti, jadi untuk yang ini bisa iya bisa tidak tidak," katanya.

Kemudian yang keempat adalah dampaknya terhadap obat atau vaksin. Sampai saat ini varian baru corona B117, tampaknya belum punya dampak yang berarti terhadap vaksin.

Baca Juga: Bima Arya Minta Perumda Tirta Pakuan Intens Bantu Penanganan Corona

"Yang sudah ada dampak, sudah ada laporan tentang gangguan terhadap imunitas vaksin yang terjadi di Afrika Selatan. Ada dua vaksin yang sudah dicoba, dan dua vaksin itu punya efikasi sekitar 70-80 persen di Eropa, tapi dicoba di Afrika Selatan efikasinya sekitar 10-50 persen," katanya.

Walaupun, lanjut dia, jumlah sampelnya masih sedikit, sehingga kesimpulannya secara ilmiah belum terlalu bisa diambil. Tapi, katanya, ini hal biasa terjadi perbedaan angka.

"Jadi memang empat hal yang perlu kita tahu mengenai dampak varian baru Corona ini, apakah yang B117 ini atau mutasi-mutasi yang lainnya," ungkapnya.

Baca Juga: UPDATE Corona di Bogor Raya Bertambah 240 Orang Hari Ini, 16 Februari 2021

Saat ditanya sudah ada dua kasus yang ditemukan di Indonesia, diantaranya di Karawang. Atas hal itu, agar penularan varian baru Corona B117 ini tidak meluas.

"Jadi kenapa Inggris bisa ketemu, antara lain memang virus varian baru Corona B117 itu ada di sana, karena Inggris memeriksa banyak sekali sampel-sampel, ada sekitar 1000 sampel yang diperiksa, dan itulah salah satunya kasus yang B117," katanya.

Saat ini, katanya, Inggris sudah memeriksa lebih dari 20 ribu sampel, sementara kalau dibaca laporannya, dua kasus yang ditemukan di Indonesia ini berdasarkan pemeriksaan 462 sampel.

Baca Juga: Bojonggede Bogor Zona Merah, BIN Kerahkan 2 Mobil Laboratorium BSL-2 untuk Melacak Corona

"Jadi yang pertama harus dilakukan adalah meningkatkan jumlah pemeriksaan sampel, untuk mendapatkan genome, bukan hanya pemeriksaan PCR dan antigen yang hasilnya positif negati saja. Tapi harus dianalisa virusnya agar bisa tahu ada perubahan atau tidak," katanya.

Maka dari itu yang dilakukan pemerintah agar varian baru Corona B117 ini tidak meluas adalah meningkatkan Whole Genome Sequencing DNA Test secara lebih besar.

"Agar kita dapat data yang lebih, adalah apakah ada mutasi virus baru yang lain atau tidak," jelasnya.

Baca Juga: Tidak Dirikan Posko Penanganan Corona, Dana Desa Bakal Dipotong

Kemudian selanjutnya, seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sampaikan terkait dua kasus varian baru Corona B117 di Karawang.

"Si dua kasus ini harus benar-benar di cek sudah menular kemana saja, jadi kalau tracing itu cari betul dia (dua kasus varian baru Corona B117 yang ditemukan itu) sudah kemana saja, kemudian yang berhubungan dengan dia harus diperiksa, bukan hanya PCR tapi juga Whole Genome Sequencing DNA Test," katanya.

Tentu, akan lebih baik lagi jika pemeriksaannya diperluas terhadap orang-orang yang kemungkinan kontak dari luar negeri dan lain sebagainya.

"Itu yang perlu dilakukan sekarang adalah mengidentifikasi seberapa besar masalah itu, apakah memang hanya dua kasus ini atau lebih banyak atau ada varian baru diluar B117," katanya.

Pola Penularan Varian Baru Corona B117

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat dalam menghadapai atau menyikapi potensi penularan varian baru Corona B117 ini adalah harus menjadikan dua kasus ini sebagai alarm.

"Mengingatkan kita bahwa pentingnya 3M harus semakin digiatkan seperti menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, mencegah kerumunan, melakukan olahraga secara teratur, makan-makanan yang bergizi dan banyak hal," katanya.

Baca Juga: MENGHARUKAN! Rina Gunawan Meninggal Dimakamkan dengan Protokol Covid-19, Teddy Syach: Sebagai Suami Saya Ridho

Maka dari itu, segala upaya harus dilakukan untuk dua hal, pertama adalah mencegah kontak dengan kemungkinan orang tertular dan meningkatkan daya tahan tubuh lebih dimaksimalkan.

"Dengan adanya varian baru Corona B117 ini, maka kita betul-betul harus menjalankan 3M ini dengan sangat maksimal dan M lainnya," ungkapnya.

Efektifitas Program Vaksinasi Nasional Terkait dengan Ancaman Varian Baru Corona B117

Pihaknya sedang ikut didalam Badan Internasional Vaksinasi. Saat ini WHO atau lembaga yang mengurus pembagian vaksin antar negara, masih menggunakan vaksin yang ada saat ini.

"Walaupun sudah disebutkan, kalau nanti mutasi berkepanjangan, mungkin vaksin akan dimodifikasi itu dapat dilakukan. Tapi itu kalau berkepanjangan, sekarang masih menggunakan vaksin yang ada. Jadi saya sangat menganjurkan untuk segera mengikut program vaksinasi ini, bagi yang sudah divaksin tetap jalankan protokol kesehatan," katanya.

Namun bagi yang belum divaksin, segera ikut vaksinasi yang ada saat ini di Indonesia. Vaksin yang ada sekarang ini masih dapat melindungi dari penyakit Covid-19 saat ini.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler