Bendungan Tukul Telan Rp934 Miliar, Khofifah Sebut Bisa Jadi Tempat Wisata dan Konservasi

14 Februari 2021, 22:08 WIB
DIRESMIKAN PRESIDEN: Bendungan Tukul, satu dari enam bendungan di Jatim yang menjadi proyek strategis nasional. /Foto/Ist/Portal Surabaya

ISU BOGOR - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan mampu menjadi sentra pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus memberi manfaat pertanian setempat.

“Bendungan Tukul itu memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat Pacitan,” ujar Khofifah dalam keterangan pers tertulisnya, Minggu malam 14 Februari 2021.

Bendungan Tukul yang merupakan salah satu proyek strategis nasional beroperasi setelah diresmikan Presiden RI Joko Widodo di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Baca Juga: Khofifah Positif COVID-19, Ketua DPD: Semoga Cepat Sembuh

Gubernur Khofifah seperti dilansir Antara menjelaskan, terdapat 600 hektare saluran irigasi bisa teraliri air setiap saat, khususnya di wilayah Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Pacitan.

Selain itu, Bendungan Tukul Juga mampu menyuplai air baku sebesar 300 liter per detik sehingga bisa menjadi salah satu potensi energi.

“Bendungan Tukul juga bisa menjadi tempat wisata dan lahan konservasi. Sehingga turut meningkatkan ekonomi masyarakat,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Corona di Jatim, Khofifah Teken Aturan Denda Rp250 Ribu bagi Warga Tak Bermasker

Bendungan Tukul pembangunannya sudah dimulai sejak 2015 sampai 2020, dan menelan biaya APBN murni sebesar Rp934,8 miliar.

“Bendungan Tukul menjadi salah satu dari enam bendungan di Jatim yang menjadi proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah,” kata mantan Menteri Sosial tersebut.

Keberadaan Bendungan Tukul, kata Khofifah, akan mendukung upaya Jatim untuk terus menjadi provinsi yang konsisten berkontribusi tinggi di bidang pertanian secara nasional.

Berdasarkan catatan di Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim, mengacu data BPS pada 2020, produksi padi di Jatim tertinggi di Indonesia, yakni dengan kontribusi terhadap nasional sebesar 18,17 persen.

Baca Juga: Gubernur Jatim Khofifah Konfirmasi Tidak Terlibat Kecelakaan dan Keadaan Baik

Kemudian, produksi gabah kering giling Jatim sebesar 10,02 juta ton atau setara dengan 5,65 juta ton beras.

Lalu, produksi jagung Jatim tertinggi di tingkat nasional sebanyak 6,6 juta ton, dengan kontribusi terhadap nasional mencapai 21,8 persen.

”Hal yang tidak kalah membanggakan adalah di saat nilai tukar petani (NTP) di daerah lain mengalami kontraksi, di Jatim tidak terjadi. NTP Jatim masih tumbuh sebesar 0,26 persen,” pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler