Pakar: Bencana Banjir Bandang di Kawasan Puncak Bogor Bakal Terulang

26 Januari 2021, 20:02 WIB
Banjir Bandang Terjang Kawasan Bogor-jawa Barat, BMKG Minta Warga Waspada Cuaca Ekstrem //Rafik M/Isu Bogor

ISU BOGOR - Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University sekaligus pakar Tata Ruang, Ernan Rustiadi mengatakan bahwa kejadian banjir bandang pada 19 Januari 2021 di Kawasan Puncak Bogor, kemungkinan akan terulang kembali.

Menurut Ernan kejadian serupa pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, kata Ernan penuturan warga, pada waktu itu terjadi empat kali banjir, dalam sehari, di lokasi kejadian yang berada di area PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Yang paling terdampak adalah Kampung Blok C dan Rawa Dulang.

Melihat kondisi ini, Tim IPB University pada 21-23 Januari 2021 melakukan kunjungan khusus untuk menelaah terkait banjir ini.

Baca Juga: Sebagian Pengungsi Banjir Bandang Gunung Mas Mulai Pulang ke Rumah Masing-masing

Tim ini, khususnya tim dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), sudah sejak tahun 2014 melakukan kajian dan pedampingan terkait aspek tata ruang dan kawasan di Puncak Bogor.

Pada kunjungan tersebut, Boedi Tjahjono, Pakar IPB University di bidang Geomorfologi dan Kebencanaan menyimpulkan bahwa secara geomorfologis, Kampung Blok C dan Rawa Dulang berada di bawah area cekungan (Sub-Daerah Aliran Sungai/DAS) yang dominan berlereng curam.

“Tanahnya juga berbahan induk vulkanik (piroklastik dan lava) dimana material asal piroklastik yang sifatnya “lepas” bersifat mudah bergerak/longsor sehingga longsoran dapat membendung sungai. Akumulasi air sungai dapat menjebolkan pembendungan air yang menyebabkan banjir bandang. Beberapa area di sekitarnya juga memiliki kecenderungan pergerakan tanah yang aktif,” ujarnya.

Baca Juga: Pengungsi Bencana Banjir Bandang Kawasan Gunung Mas Puncak Dapat Kembali ke Rumahnya Besok

Hal senada disampaikan, Baba Barus, Kepala Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University sekaligus pakar mitigasi bencana.

Menurutnya, daerah tersebut banyak yang tidak stabil. Secara alami, ada wilayah yang rawan longsor dan menjadi potensi longsor selanjutnya.

“Peluang munculnya longsor kemungkinan terjadi jika tidak ada upaya untuk mencegahnya,” ujarnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan drone, kearifan lokal berupa rumpun bambu di sepanjang sungai ternyata mampu membelokkan banjir bandang. Rumpun bambu ini efektif memperkuat dinding-dinding sungai.

“Jadi kami rekomendasikan agar dilakukan penanaman bambu di sepanjang DAS untuk mengurangi dampak banjir bandang yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang, terutama di musim hujan yang ekstrim,” ujarnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler