Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Yogyakarta dan Jateng Diminta Siaga

7 Januari 2021, 21:36 WIB
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, Kamis, 7 Januari 2021 /Antara News

ISU BOGOR - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya kejadian guguran awan panas Gunung Merapi. Awan panas tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.

Status Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan kenaikan status gunung api tak terkait dengan aktivitas erupsinya.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Empat Kali

Kata Hanik, kenaikan status gunung api berkaitan dengan ancaman terhadap penduduk di sekitarnya.

"Jadi dalam hal mitigasi kenaikan status itu adalah implikasinya bukan pada erupsinya, tapi ancaman terhadap penduduk," kata Hanik dalam keterangannya Kamis 7 Januari 2021.

Hanik menuturkan sejauh ini ancaman dari aktivitas Gunung Merapi, baik awan panas ataupun lava pijar masih kurang dari 1 kilometer.

Baca Juga: Rose BLACKPINK Ungkap Alasan Lakukan Perubahan Cepat Rambut Peraknya Jadi Merah Muda Saat Comeback

Sebagian besar penduduk di sekitar Gunung Merapi, lanjutnya, juga telah diungsikan. Selain itu, BPPTKG juga telah menetapkan daerah rawan sejauh 5 kilometer dari puncak.

"Jadi artinya ini ancamannya belum lebih dari apa yang sudah kita tetapkan, belum melebihi itu," ucap Hanik.

Lebih lanjut, Hanik menuturkan jika nantinya ancaman dari Gunung Merapi meluas, maka pihaknya akan mengkaji soal kenaikan status.

Baca Juga: JYP Entertainment Terlihat Berhenti Ikuti Anggota GOT7 di Media Sosial Setelah Laporan Kontrak Grup

"Kalau ancamannya meluas baru kita naikkan lagi (status Gunung Merapi)," ujar Hanik.

Berdasarkan data BPPTKG, tercatat sejumlah peristiwa awan panas guguran Gunung Merapi.

Pertama, tercatat pada pukul 08.02 WIB. Dari rekaman seismogram, awan panas guguran tercatat dengan amplitudo maksimal 28 mm dan durasi 154 detik.

Kemudian, awan panas guguran terjadi pada pukul 12.50 WIB. Dari data seismogram, awan panas tercatat dengan amplitudo 21 mm dan durasi 139 detik.

Baca Juga: PSBB Jawa-Bali, Bima Arya: Kita Akan Jalankan Evaluasi Jam Operasional Mal

Selain itu, tinggi kolom teramati 200 m di atas puncak dengan jarak luncur sekitar kurang lebih 300 m ke arah hulu Kali Krasak.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler