60 Tahun Silam, Dunia Sempat Gempar karena Pancasila

- 30 September 2020, 23:22 WIB
Presiden Soekarno*
Presiden Soekarno* /

Membangun dunia kembali artinya membangun fitrah manusia di dunia yang sebelumnya berperilaku baik dan menjunjung tinggi akan Ketuhanan, yang kemudian bergeser oleh arus kolonialisme dan imperialisme. Sehingga moral dan etikanya menjadi rusak, begitu pun dengan kehidupannya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sentil Kemerdekaan Palestina Dalam Sidang PBB, Ini Penekanannya

Dalam suatu guratan sejarah, founding fathers kita telah menegaskan bahwa perjuangan bangsa Indonesia bukan hanya untuk bangsa Indonesia, tetapi suatu perjuangan untuk umat manusia.

Maka dari itu, sudah sewajarnya bila Indonesia selalu menjadi incaran dari negara-negara yang kerap membuat kerusakan di muka bumi. Tentunya dengan berbagai cara yang mereka lakukan untuk melemahkan bahkan menghancurkan kita.

Pasca Soekarno pidato dengan heroik di tanggal tersebut, akhirnya hanya ada tiga kata yang tersimpul dari negara-negara tersebut, yaitu Bunuh Soekarno, Matikan Ajarannya, dan Miskinkan Rakyatnya.

Tahun 1965 di hari yang sama (30 September), Oknum yang ingin Hancurnya Soekarno dan Pancasila serta Indonesia, melancarkan aksinya dan berhasil mengubah makna hari itu menjadi negatif dengan sebutan G 30 S PKI atau Gestapu, yang diambil dari nama Tentara Rahasia Nazi di era Perang Dunia II.

Baca Juga: Cadangan Bahan Makanan Lebanon Kosong, PBB Kirim 50 Ribu ton Terigu

Akhirnya, bangsa kita hanya tahu bahwa 30 September merupakan hari naas dan tragis yang dialami oleh bangsa Indonesia. Pada malam pergantian hari itu terjadi peristiwa diculiknya enam jenderal yang berbuntut pada pembubaran PKI dan pembantaian jutaan manusia.

Sehingga pidato heroik Soekarno di Gedung PBB dalam rangka menggelorakan perang asimetris menghadapi pihak-pihak yang membuat kerusakan pada tatanan dunia, harus berakhir dan menuai kekalahan pada lima tahun setelah dikumandangkannya pidato tersebut.

Nikita Sergeyevich Khrushche dan Ir. Sukarno
Nikita Sergeyevich Khrushche dan Ir. Sukarno

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x