Network
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menyampaikan bahwa tim LF PBNU tidak dapat melihat hilal pada 29 Sya'ban 1445 Hijriah atau Minggu, 10 Maret 2024. "Berdasarkan hasil hisab dan laporan tim, hilal tidak mungkin dirukyat pada tanggal tersebut," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, dalam siaran daring melalui YouTube TVNU, Minggu 10 Maret 2024.
Oleh karena itu, PBNU menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Gus Yahya mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk mempersiapkan diri secara lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Baca Juga: Prediksi Awal Puasa Ramadhan 2024: Senin atau Selasa?
Sebelumnya, LF PBNU telah melakukan pengamatan posisi hilal di 38 titik di seluruh Indonesia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tinggi hilal pada 29 Sya'ban 1445 Hijriah berkisar antara 0 derajat 11 menit 25 detik hingga 4 derajat 47 menit 14 detik.
Sementara itu, elongasi (jarak sudut antara bulan dan matahari) berkisar antara 2 derajat 30 menit 25 detik hingga 4 derajat 58 menit 45 detik. Berdasarkan data tersebut, LF PBNU menyimpulkan bahwa hilal tidak mungkin dirukyat pada tanggal 10 Maret 2024.
Penetapan awal Ramadan 1445 Hijriah oleh PBNU ini sejalan dengan hasil hisab Muhammadiyah yang sebelumnya telah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Baca Juga: Sidang Isbat Puasa Ramadhan 2024: Jadwal, Tahapan, dan Link Live Streaming Lengkap
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat pada Minggu 10 Maret 2024 untuk menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah. Sidang isbat ini akan dihadiri oleh berbagai ormas Islam, pakar astronomi, dan pejabat terkait.***
