Baca Juga: Sri Mulyani : Pertumbuhan Ekonomi September Minus, Indonesia Siap-siap Menuju Resesi
Menurut ekonom Julius Shiskin pada 1974 silam menjelaskan definisi resesi yakni penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut. Sementara menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi.
Juga, berlangsung lebih dari beberapa bulan dan biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Apa Penyebab Resesi?
Ada lebih dari satu faktor penyebab resesi dapat dialami sebuah negara. Namun penyebab paling utama yaitu guncangan ekonomi yang tiba-tiba sehingga mengalami dampak inflasi sangat tinggi.
Baca Juga: Imbas Lockdown Corona,Selandia Baru Umumkan Resesi Setelah Ekonomi Minus 12 Persen
Berdasarkan laporan dari Forbes, faktor-faktor lain penyebab resesi di antaranya hutang berlebihan, gelembung aset, terlalu banyak inflasi dan deflasi, dan perubahan teknologi.
Perbedaan Resesi dan Depresi
Resesi dan depresi memiliki penyebab yang serupa, tetapi dampak keseluruhan dari depresi jauh lebih buruk.
Seperti jumlah kehilangan pekerjaan masyarakat yang lebih besar, pengangguran yang lebih tinggi dan penurunan PDB lebih tajam.