Lebih lanjut menurut Nahdlatul Ulama, jika hasil perhitungan Falakiyah terkonfirmasi dan hilal dapat terlihat, maka awal Ramadhan 1444 Hijriyah akan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Maret 2023. Kendati begitu potensi perbedaan awal bulan puasa masih tetap ada, mengingat ketinggian hilal belum memenuhi kriteria qathiy rukyah.
Baca Juga: Doa Berbuka Puasa Nisfu Syaban, Arab, Latin dan Artinya
Perkiraan Awal Ramadhan 2023 Menurut Muhammadiyah
Perhitungan awal bulan Ramadhan 1444 Hijriyah menurut Muhammadiyah, ditetapkan dengan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini dipelopori oleh Wardan Diponingrat berdasarkan Al Quran Surah Yasin ayat 39-40, hadits, konsep fiqih, dan ilmu astronomi.
Penting diketahui, metode hisab sendiri digunakan untuk menentukan awal bulan puasa dengan perhitungan peredaran bulan. Metode hisab memungkinkan tanggal 1 Ramadhan ditentukan saban tahunnnya dengan perhitungan ilmu Falakh.
Melalui maklumat yang diterbitkan oleh PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.E/2023, dapat disimpulkan bahwa awal Ramadhan 1444 Hijriyah jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023.
Baca Juga: Niat dan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban, Latin, Arab dan Artinya
Berikut ini merupakan rincian dari maklumat yang disampaikan pada konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta:
1. Pada Selasa Legi, 21 Maret 2023 M (29 Syaban 1444 H), ijtimak menjelang Ramadan belum terjadi. Ijtimak terjadi keesokan harinya, yaitu Rabu Pahing, 22 Maret 2023 M (30 Syaban 1444 H) pukul 00:25:41 WIB.
2. Tinggi bulan ketika matahari tenggelam di Yogyakarta (¢ = -07° 48' dan | = 110° 21' BT) = +07° 57' 17' (hilal sudah terlihat) dan di seluruh Indonesia, bulan di atas ufuk.