"Pas malam jam sembilan kita sudah pada tidur, kita tidur, malam harinya itu ada yang lewat, yang jelas itu bukan pendaki," bebernya.
Sebab, kata Prima, orang berjalan kaki mengeluarkan derap suara yang keras. Dan itu jumlahnya seperti bukan hanya satu orang.
"Derap suaranya itu gede banget, kalau manusia langkahnya segetar apa sih tanah, ini tuh bener kayak bruk.. bruk.. bruk.. itu jumlahnya nggak satu, ramai," katanya.
Melewatkan kali, terdengar langkahnya terhenti sebelum pondokan.
"Udah nggak ada suara lagi, kayak ngawasin kita gitu, gua pikir kan, gua doang yang ngeuh," katanya.
Semua teman-temannya mendengar, tapi tidak diceritakan saat itu juga.
"Ceritanya setelah selesai mendaki," katanya.***