Selanjutnya, Prima bersama rombongan memberikan beras ke dua orang itu, alasannya karena logistik yang dibawanya terlalu banyak.
"Nah gua kasih tuh ke dia mumpung lewat, dia (bapak-bapak) itu senang banget diterima berasnya," ungkap Prima.
"Tapi bapak-bapak yang satunya hanya diem ngeliatin dan senyum saja, terus dia jalan, nyeker, kayak bawa bekeul," ujarnya.
Selanjutnya, Prima bergerak ke Sabana kecil menuju Cikasur dan sampai pada sore hari.
"Saat itu hujan, disitu belum ada teror, cuma hanya teror nyata dari babi," tuturnya.
Kemudian, ia mengatakan bahwa kelompoknya mendirikan tiga tenda.
"Satu tenda buat carrier, dua lagi buat tidur, nah tenda yang isi logistik dan carrier ini saat bangun pagi sudah berantakan semua diacak-acak babi," ujarnya.
Selanjutnya, tim bergerak ke Cisentor, jam 11 siang sampai sore.
"Di Cisentor kita camp di pinggir kali, ada pondokan yang seram, tapi teman-teman nggak mau camp disitu," katanya.
"Disitu teror yang aneh mulai terjadi, nggak ada yang camp sama sekali disitu, cuman tim kita, cuman enam orang," tuturnya.