Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa dapat menentukan dua atau tiga dosen sebagai alternatif dosen pembimbing ketua, satu atau dua dosen sebagai pembimbing anggota.
Memilih dosen pembimbing alangkah baiknya memiliki keahlian dan topik artikel yang relevan dengan topik penelitian mahasiswa.
Komunikasi berikutnya adalah dengan dosen. Langkah pertama mencari informasi tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan dosen yang ditujukan.
“Sampaikan kepada dosen pembimbing bagaimana cara berkomunikasi dengan dia saat bimbingan,” sambungnya.
Setelah itu, meminta pendapat dosen pembimbing ketua terkait proses bimbingan saat menyampaikan draf tesis atau disertasi.
Pendapat tersebut tentang bimbingan yang disetujui dulu oleh ketua atau bersamaan. Itu dilakukan antara dosen pembimbing ketua dengan anggota pembimbing.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut, 30 ASN di Bandung Positif Covid-19 Berasal dari Jakarta
Kemudian meminta pendapat juga kepada dosen pembimbing anggota tentang proses bimbingan antara dosen pembimbing ketua dengan anggota pembimbing saat menyampaikan draf tesis atau disertasi.
“Apakah draf disetujui dulu oleh ketua atau anggota,” Ujang mencontohkan pertanyaannya.
Selanjutnya, meminta pendapat dosen pembimbing terkait proses bimbingan yang dilakukan. Draf proposal, tesis, atau disertasi itu diserahkan setelah lengkap atau bertahap.