13 Mei 2021 menjadi hari libur di Indonesia maupun beberapa negara lain, sehingga peringatan Kenaikan Isa Almasih ini selalu jatuh pada hari Kamis.
"Perhitungan Hari Raya Paskah mengacu pada metode yang dibuat oleh Spencer Jones dalam bukunya yang berjudul General Astronomy (Astronomi secara Umum) halaman 73-74 edisi tahun 1922," jelas Andi Pangerang dalam laman tersebut.
Menurutnya, metode ini kemudian diterbitkan kembali dalam Journal of the British Astronomical Association Volume 88 halaman 91 edisi Desember 1977.
Metode ini sebelumnya sudah diajukan pada 1876 dan muncul dalam buku karya Butcher yang berjudul Ecclesiastical Calendar (Kalender Gerejawi/Liturgi).
"Saya tidak panjang lebar menjelaskan metodenya dalam tulisan ini, namun Hari Raya Paskah selalu jatuh pada hari Minggu, setelah Purnama Liturgi (Ecclesiastical Full Moon) yang mana purnama tersebut jatuh setelah Ekuinoks Musim Semi (20-21 Maret)," kata Andi.
Baca Juga: Cegah Penyebaran COVID-19 Selama Ramadhan dan Idul Fitri, Bogor Perketat PPKM
Purnama Liturgi ini diperoleh dari tabulasi bukan dari pengamatan dan perhitungan astronomis sehingga bersifat aritmatik (memiliki pola tertentu).
Terkadang purnama liturgi beriringan dengan purnama astronomis dengan selisih 1-2 hari namun terkadang hasil tersebut berselisih hingga 1 lunasi (periode sinodis bulan, «29,53 hari).
Purnama liturgi yang jatuh setelah ekuinoks musim semi disebut juga Purnama Paskah (Paschal Full Moon).