Mitos atau Fakta, Kopi Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak

- 28 Maret 2021, 22:22 WIB
Ilustrasi Kopi
Ilustrasi Kopi /

ISU BOGOR - Salah satu alasan mengapa kopi biasanya tidak diberikan kepada anak-anak mungkin karena kepercayaan yang dianut secara luas bahwa minuman berkafein dapat menghambat pertumbuhan anak-anak.

Gagasan itu, masih beredar luas di sebagian masyarakat. Sehingga banyak meragukan tentang kabar tersebut.

Secara ilmiah jawabannya adalah mitos alias tidak benar. Sebab, belum atau bahkan tidak ada bukti bahwa kopi atau kafein menghambat pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak.

Baca Juga: Pengacara Istri Bams eks Samsons Buka Suara Soal Prahara Rumah Tangga Kliennya, Philipus: Mikha Pengen Mandiri

Baca Juga: Viral Remaja Pesan iPhone Murah Secara Online yang Datang Meja Kopi Berbentuk Smartphone Apple

Sebaliknya, tinggi badan seseorang sebagian besar diatur oleh faktor-faktor lain. Misalnya, ratusan gen yang diidentifikasi sejauh ini dianggap bertanggung jawab atas sekitar 16% tinggi badan orang dewasa.

Kesehatan umum seorang anak juga berperan. Misalnya, infeksi berulang selama masa bayi dapat memperlambat penyerapan nutrisi dan pertumbuhan tulang, seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah penelitian berbeda.

Selain itu, menurut penelitian jurnal Nutrition Research Reviews, apakah seorang anak memiliki akses ke kebutuhan makanan penting, seperti susu di usia dini juga mempengaruhi tinggi badan, seperti halnya pola makan ibu selama kehamilan.

Baca Juga: Cerita Rose BLACKPINK Kirim 1 Truk Kopi: Cintai Kami Jisoo

Baca Juga: Penjual Kopi Cantik Mirip Anya Geraldine Viral, Intip Pesona Intan Rose Lewat Foto -Fotonya

Lantas, mengapa sebagian orang masih percaya bahwa kopi dapat menghambat pertumbuhan anak?

Tidak ada yang benar-benar tahu, tetapi ada beberapa teori. Pada 1980-an, beberapa penelitian menunjukkan bahwa peminum kopi biasa berada pada peningkatan risiko osteoporosis karena kafein dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium (meskipun efeknya kecil).

Jika kafein mampu melemahkan tulang maka dapat dibayangkan bahwa konsumsi yang lebih tinggi di masa kanak-kanak akan menyebabkan perawakan yang lebih pendek.

Namun, ternyata ada variabel lain yang berperan: peminum kopi juga cenderung mengonsumsi lebih sedikit susu , sumber utama kalsium.

Dengan kata lain, kemungkinan besar bukan kopinya, melainkan karena kalsium yang tidak mencukupi, yang menyebabkan masalah.

Selain itu, penelitian selanjutnya tidak menemukan hubungan antara osteoporosis dan konsumsi kopi, menurutPenerbitan Kesehatan Harvard .

Gagasan lain adalah bahwa banyak penelitian telah mengaitkan konsumsi kafein dengan efek kesehatan positif dan negatif, hanya menambah kebingungan.

"Ada begitu banyak studi epidemiologi tentang kopi, yang menunjukkan bahaya atau kebaikan, sehingga membingungkan," kata penulis sains Mark Pendergast, penulis "Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World" (Basic Books, 2019).

Teori lain, yang disukai oleh Duane Mellor seorang ahli diet di Universitas Aston di Inggris, adalah bahwa mitos tersebut berasal dari rekomendasi bahwa wanita hamil membatasi konsumsi kafeinnya karena beberapa penelitian telah mengaitkan paparan janin terhadap kafein dengan risiko keguguran spontan yang lebih tinggi.

Namun, penelitian ini dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil. Buktinya saat ini tidak meyakinkan, sehingga kelompok kesehatan seperti Organisasi Kesehatan Dunia sekarang menyarankan wanita hamil untuk membatasi (tetapi tidak harus sepenuhnya menghindari) konsumsi kafein untuk mengurangi kemungkinan risiko keguguran dan berat badan lahir rendah pada bayi.

"Di situlah kami mendapatkan gagasan tentang pertumbuhan dan kafein, tetapi biologi janin dan bagaimana nutrisinya didorong melalui plasenta sangat berbeda dari individu yang hidup bebas," kata Mellor. "Metabolismenya juga berbeda. Anda tidak bisa membuat kesejajaran."

Jadi, ilmunya jelas: Kopi tidak menghambat pertumbuhan anak-anak. Faktanya, mungkin lebih sehat bagi anak Anda untuk meminum secangkir kopi yang lemah daripada soda yang manis dan merusak gigi, kata Mellor.

"Kopi yang encer mungkin bukan masalah besar," kata Mellor kepada Live Science.

"Beberapa rasa pahit dalam kopi dibagikan dengan sayuran, dan Anda bahkan mungkin melihat manfaatnya membuat mereka [anak-anak] terbiasa dengan rasa itu. Jelas, Anda tidak ingin memberi mereka kopi yang kental, tapi sungguh saya akan lebih peduli tentang minuman manis,"

Tetapi Mellor juga tidak menyarankan untuk memberi anak Anda espresso ganda setiap pagi. Dan untuk alasan yang bagus: Moderasi adalah kuncinya.

Menurut John Hopkins Medicine, Kafein dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, tekanan darah tinggi dan refluks asam, dan juga dapat mengganggu tidur. Kafein dari kopi juga bisa menyebabkan masalah ini pada orang dewasa, tentunya.

Masih menurut John Hopkins Medicine anak-anak memiliki tubuh yang lebih kecil, jadi jumlah kafein yang sama dapat memiliki efek yang lebih nyata pada mereka.

Untuk alasan itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak kecil untuk tidak minum kopi dan remaja membatasi minum kopi mereka.

Terlepas dari buktinya, mitos kopi ini sepertinya tidak akan hilang dalam waktu dekat.

"Mitos yang tersebar luas bahwa itu menghambat pertumbuhan tidaklah akan benar-benar mati. Begitu mitos kesehatan memasuki budaya kita, sangat sulit untuk memberantasnya" kata Pendergast kepada Live Science.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x