Baca Juga: Mengenang Syekh Ali Jaber, UAS Ungkap Pembicaraan Terakhir Meski Sakit Sempat Serius Bahas Syuhada
"Bayangkan kalau anak bapak ibu, kuliah fakultas kedokteran, dia jelaskan tentang ini, orang pasti percaya, kalau saya yang jelaskan entah iya percaya atau tidak," paparnya.
Maka dari itula, saat ini diperlukan integrasi kurikulum. Menurutnya, sekarang ada dokter yang tak paham hadis, begitupun sebaliknya.
"Alangkah baiknya jika anak kita paham kedokteran dan paham hadis," jelasnya.
Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh, Niat dan Fadhilah Bagi yang Menjalaninya
Sekadar diketahui, alasan puasa Ayyamul Bidh dianjurkan banyak hadis menyebutkan, diantaranya:
Dalil pertama: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari. No: 1178).
Dalil kedua: Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,
“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).”(HR. Tirmidzi. No: 763 dan Ibnu Majah. No: 1709. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Dalil ketiga: Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi. No: 761 dan An Nasai. No: Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini Hasan.
Fadhillah atau Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh