Mitos Gerhana Penumbra Menurut Orang Jawa, Antara Fenomena dan Bencana

- 28 November 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra.
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra. /Pixabay

Juga membuat kebisingan dengan berbagai cara, agar Kala memuntahkan matahari atau bulan yang dimakannya.

Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin Parsial atau sebagian melintas diatas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (21/16/2020). Momen GMC 10 persen tersebut terjadi pada pukul 13.16 WIB, puncak gerhana pukul 14.40 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB itu melewati 432 pusat kabupaten/kota di 31 provinsi di Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin Parsial atau sebagian melintas diatas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (21/16/2020). Momen GMC 10 persen tersebut terjadi pada pukul 13.16 WIB, puncak gerhana pukul 14.40 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB itu melewati 432 pusat kabupaten/kota di 31 provinsi di Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/hp. ANTARA FOTO

Apabila terjadi gerhana bulan, sebagian masyarakat di Jawa mempercayai akan terjadinya bencana atau bala’ bagi orang-orang yang tidak mau menghalaunya.

Baca Juga: Fenomena La Nina Segera Datang, BNPB Minta Masyarakat Waspadai Bencana Banjir dan Longsor

Hal yang biasa dilakukan ialah, bila sedang musim tanam, maka mereka akan ke sawah.

Atau ladang untuk membangunkan tanaman-tanaman tersebut agar tidak menjadi korban keganasan makhluk yang tengah memakan bulan.

Bagi mereka yang berternak, maka akan segera ke tempat peternakan dan membangunkan hewan-hewan ternak tersebut, agar selamat dari kejahatan gerhana.

Serta masih banyak hal yang dilakukan masyarakat ketika terjadi gerhana bulan ini.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: BMKG Lapan.go.id Berbagai Sumber Langit Selatan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah