Mitos Gerhana Penumbra Menurut Orang Jawa, Antara Fenomena dan Bencana

- 28 November 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra.
Ilustrasi Gerhana Bulan Penumbra. /Pixabay

ISU BOGOR - Sebagain wilayah Indonesia dipastikan bakal mengalami fenomena Gerhana Bulan Penumbra pada akhir November 2020 ini.

Tanggal 30 November 2020, Gerhana Bulan Penumbra dimulai sore hari dan terus berlangsung sampai setelah Matahari terbenam.

Gerhana Bulan selalu terjadi saat Purnama. Akan tetapi, tidak setiap purnama terjadi gerhana.

Seperti dilansir dari laman Langit Selatan, Saat gerhana Bulan, Matahari, Bumi, dan Bulan segaris dengan Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.

Baca Juga: Fenomena Gerhana Bulan Penumbra Menurut Mitologi Jawa, Bayi Lahir Tak Sempurna hingga Bencana

Baca Juga: Niat, Tata Cara dan Hukum Salat Gerhana Bulan Penumbra yang Akan Muncul 30 November 2020

Baca Juga: Fenomena Gerhana Penumbra Bakal Terjadi pada Akhir November 2020

Posisi ketiga benda yang sejajar menyebabkan terbentuknya dua kerucut bayangan Bumi.

Bayangan pada kerucut terluar adalah area bayangan penumbra dimana Bumi mengahalangi sebagian cahaya Matahari untuk mencapai Bulan.

Ilustrasi fenomena astronomi gerhana bulan.
Ilustrasi fenomena astronomi gerhana bulan. Pexels.com/ Alex Andrews

Sedangkan kerucut yang ada di dalam kerucut penumbra adalah kerucut umbra dimana Bumi menghalangi seluruh cahaya Matahari untuk mencapai Bulan.

Baca Juga: Fenomena Sungai Pink di India Indah Tapi Merusak, Berikut Penjelasan Ahli Biologi

Fenomena gerhana matahari maupun bulan telah biasa dialami oleh umat manusia sejak zaman dahulu kala.

Sejalan dengan perkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, tanggapan terhadap terjadinya gerhana pun menjadi beragam.

Pada zaman dahulu, keterbatasan intelektual, ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia.

Baca Juga: Viral Fenomena Awan Lenticular di 7 Gunung di Jawa, Ada Tanda Bahaya di Balik Keindahannya

Setiap gejala alam selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan keyakinan keagamaan.

Mitos-mitos yang muncul pada zaman dahulu, bahkan sebagian masih ada yang mempercayainya hingga sekarang ini

Ketakutan warga kian besar karena mitos-mitos terkait gerhana masih sangat diyakini masyarakat.

Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi tanggal 30 November 2020 mendatang.
Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi tanggal 30 November 2020 mendatang. BMKG

Baik di Jawa maupun di daerah-daerah lainnya di Indonesia dengan kisah atau keyakinan lokal yang tidak selalu sama.

Baca Juga: 2 Fenomena Alam di Gunung Merapi Terjadi Berurutan, Awan Lenticular dan Berpotensi Erupsi

Bagi perempuan yang sedang mengandung, sebagian orang Jawa meyakini gerhana dapat berakibat fatal. Janin dikhawatirkan lahir tidak sempurna.

Sang calon ibu bahkan bisa saja meninggal dunia apabila tidak diselamatkan dengan melakukan ritual.

Maka, menurut kepercayaan, wanita hamil harus diungsikan ke tempat yang dianggap aman, misalnya masuk ke kolong tempat tidur.

Baca Juga: 3 Fenomena Alam yang Bakal Terjadi Sampai Akhir Oktober, Nomor Tiga Paling Menarik!

Sementara itu, dilakukan ritual sego rogoh atau tradisi liwetan, yaitu memasak nasi beserta lauknya kemudian disantap beramai-ramai.

Tradisi ini masih kerap diterapkan hingga kini di beberapa desa di Jawa.

Batara Kala atau Kala Rahu, muncul berbagai mitos dalam kepercayaan sebagian orang Jawa seputar gerhana matahari atau bulan.

Jika terjadi gerhana, sebagian masyarakat harus segera pulang untuk menyelamatkan sumber penghidupannya di desa.

Baca Juga: LAPAN Sebut Fenomena Lintang Kemukus Merupakan Pantulan Cahaya dari Pembangkit Listrik

Sawah atau lahan pertanian, dalam kepercayaan orang Jawa zaman dulu, harus disirami air selama gerhana terjadi agar tidak rusak dan gagal panen.

Jika punya kebun yang menghasilkan bahan pangan, seperti pohon-pohon buah, harus dipukul-pukul batangnya supaya selamat dari terjangan murka Batara Kala.

Ilustrasi gerhana bulan
Ilustrasi gerhana bulan

Hewan-hewan ternak juga harus dijaga jangan sampai tertidur selama gerhana berlangsung dengan cara dicambuk-cambuk pelan dengan dahan pohon.

Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut LAPAN Belum Bisa Dipastikan Nama Jenis Benda Luar Angkasa Tersebut

Jika tidak, hewan-hewan yang merupakan aset kehidupan itu terancam mati setelah gerhana usai. Begitulah mitosnya.

Dikisahkan pula dalam mitologi Jawa, bagian setengah leher ke bawah Batara Kala berubah menjadi lesung (tempat menumbuk padi).

Maka, ketika terjadi gerhana, orang-orang beramai-ramai memukuli lesung.

Juga membuat kebisingan dengan berbagai cara, agar Kala memuntahkan matahari atau bulan yang dimakannya.

Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin Parsial atau sebagian melintas diatas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (21/16/2020). Momen GMC 10 persen tersebut terjadi pada pukul 13.16 WIB, puncak gerhana pukul 14.40 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB itu melewati 432 pusat kabupaten/kota di 31 provinsi di Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin Parsial atau sebagian melintas diatas langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (21/16/2020). Momen GMC 10 persen tersebut terjadi pada pukul 13.16 WIB, puncak gerhana pukul 14.40 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB itu melewati 432 pusat kabupaten/kota di 31 provinsi di Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/hp. ANTARA FOTO

Apabila terjadi gerhana bulan, sebagian masyarakat di Jawa mempercayai akan terjadinya bencana atau bala’ bagi orang-orang yang tidak mau menghalaunya.

Baca Juga: Fenomena La Nina Segera Datang, BNPB Minta Masyarakat Waspadai Bencana Banjir dan Longsor

Hal yang biasa dilakukan ialah, bila sedang musim tanam, maka mereka akan ke sawah.

Atau ladang untuk membangunkan tanaman-tanaman tersebut agar tidak menjadi korban keganasan makhluk yang tengah memakan bulan.

Bagi mereka yang berternak, maka akan segera ke tempat peternakan dan membangunkan hewan-hewan ternak tersebut, agar selamat dari kejahatan gerhana.

Serta masih banyak hal yang dilakukan masyarakat ketika terjadi gerhana bulan ini.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: BMKG Lapan.go.id Berbagai Sumber Langit Selatan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah