8 Faktor Penyebab Minimnya Bukti Sejarah Kerajaan Pajajaran

17 Januari 2024, 10:16 WIB
Ketidaklengkapan bukti sejarah mengenai Kerajaan Pajajaran bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Terutama karena masa kejayaannya terjadi pada zaman yang relatif lama. /Twitter @emprosay

ISU BOGOR - Ketidaklengkapan bukti sejarah mengenai Kerajaan Pajajaran bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Terutama karena masa kejayaannya terjadi pada zaman yang relatif lama.

Selain itu, ada beberapa peristiwa yang mungkin menyebabkan kerusakan atau hilangnya dokumen dan artefak. Lantas apa saja penyebab sejarah Kerajaan Pajajaran minim bukti peninggalan?

Berikut beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab minimnya bukti sejarah Kerajaan Pajajaran:

Baca Juga: Kisah Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa yang Menggetarkan

Penyebab Minimnya Bukti Sejarah Kerajaan Pajajaran

1. Faktor Waktu

Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-15 di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi. Seiring berjalannya waktu, dokumen dan benda-benda dari masa tersebut mungkin mengalami kerusakan atau degradasi yang signifikan.

2. Pertempuran dan Konflik

Perang dan konflik bersenjata dengan kekuatan lain, terutama dengan Kerajaan Demak yang mengakhiri Kerajaan Pajajaran, bisa saja menyebabkan perusakan atau perampasan dokumen dan artefak sejarah.

3. Pemindahan Pusat Pemerintahan

Kerajaan Pajajaran mengalami pemindahan pusat pemerintahan dari Pakuan Pajajaran ke Dayeuh Pakuan. Pemindahan ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab hilangnya atau minimnya bukti sejarah di tempat asal pusat pemerintahan.

Baca Juga: Mengenal Silsilah Kerajaan Pajajaran, Fakta atau Mitos? Berikut Penjelasannya

4. Bahan Baku Artefak

Artefak-artefak pada masa itu umumnya terbuat dari bahan-bahan organik yang mudah mengalami kerusakan atau pelapukan seiring waktu. Kondisi alam dan iklim di Jawa Barat juga dapat mempengaruhi keberlanjutan artefak tersebut.

5. Pencarian dan Penelitian Terbatas

Faktor pembatasan sumber daya dan dukungan untuk penelitian arkeologi dan sejarah dapat mempengaruhi sejauh mana informasi dapat diungkapkan. Jika penelitian dan penggalian terbatas, maka bukti-bukti sejarah mungkin belum semua terungkap.

6. Kurangnya Pemeliharaan dan Konservasi

Pada beberapa titik, kekurangan perhatian terhadap pemeliharaan dan konservasi benda-benda bersejarah dapat menyebabkan penurunan kondisi artefak. Jika benda-benda tersebut tidak terjaga dengan baik, maka bisa terjadi kerusakan atau bahkan kehilangan.

7. Sifat Materi Peradaban

Beberapa sumber sejarah pada masa itu mungkin terbuat dari materi yang rentan terhadap kerusakan atau degradasi, seperti kertas daun lontar atau kayu. Sifat-sifat ini dapat membuat bukti-bukti sejarah lebih rentan terhadap kerusakan akibat waktu.

8. Pergeseran Budaya

Seiring dengan perubahan zaman, nilai-nilai budaya dan sistem penulisan masyarakat Jawa Barat juga mengalami pergeseran. Sebagian besar catatan dan peninggalan sejarah Pajajaran mungkin tidak selalu terdokumentasikan dalam bentuk tertulis, melainkan melalui tradisi lisan atau benda-benda kebudayaan yang mungkin kurang terdokumentasikan secara tertulis.

Meskipun bukti sejarah Kerajaan Pajajaran mungkin minim, tetapi upaya terus dilakukan oleh para sejarawan, arkeolog, dan peneliti untuk mendokumentasikan dan menggali lebih dalam informasi tentang periode bersejarah ini.

Penggunaan teknologi modern, seperti pemindaian laser dan metode arkeologi non-invasif, memberikan harapan untuk menemukan sisa-sisa kejayaan Kerajaan Pajajaran yang mungkin masih terkubur di bawah tanah, dan dapat memberikan pandangan yang lebih lengkap tentang peradaban tersebut.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler