ISU BOGOR - Rina Sawayama, penyanyi pop asal Jepang yang album debutnya dipuji oleh Elton John mengkritik Mercury Prize dan Brit Awards, dua penghargaan musik paling prestisius di Inggris lantaran tidak perkenankan mengikuti ajang tersebut karena bukan warga negara Inggris.
Bahkan Wanita berusia 29 tahun yang lahir di Jepang itu juga sempat menyampaikan keluhannya melalui akun twitter @rinasawayama. Pelarangan tersebut seolah ia dianggap bukan orang Inggris, padahal memiliki status tinggal permanen di Inggris, hanya saja tidak memiliki paspor Inggris.
Dikutip IsuBogor.com dari JapanTimes.co.jp yang melansir tentang kritikannya terhadap Mercury Prize dan Brit Awards kepada Vice Magazine di akun twitternya terkait tidak diakuinya sebagai orang Inggris.
Baca Juga: Selain Klaster Keluarga, Satpam hingga Tukang Parkir Rumah Sakit di Bogor Juga Terinfeksi Corona
"Saya sudah tinggal di sini 25 tahun (sebagian besar hidup saya) tetapi saya tidak cukup Inggris untuk memenuhi syarat 2 penghargaan Musik Inggris terbesar, @MercuryPrize dan @BRITs," tweetednya pada Rabu, dengan tagar #SAWAYAMAISBRITISH yang sempat menjadi tren di Britania itu.
Sekadar diketahui, Sawayama, lahir di Prefektur Niigata. Ia tidak memiliki kewarganegaraan ganda, karea pada dasarnya hukum di Jepang tak mengakuinya.
Meski demikian Sawayama sempat mempertimbangkan untuk melepaskan kewarganegaraannya. Namun dia tetap mempertahankan paspor Jepangnya agar tidak merasa dianggap telah memutuskan hubungan dengan anggota keluarganya di Jepang.
"Terserah kepada badan-badan penghargaan untuk memutuskan apa yang benar-benar diliput oleh Inggris. Yang jelas hal-hal yang mereka rayakan adalah keragaman dan peluang (kesempatan berkarir)," katanya kepada Vice Magazine.
Baca Juga: Rusia Setujui Penggunaan Vaksin Corona Berteknologi Canggih, Virolog Terkesan Tapi Tak Terkejut
Dalam salah satu tweetnya, Sawayama juga meminta dukungan untuk mendorong panitia dua penghargaan bergengsi itu merubah persyaratan kewarganegaraan. Sebab, kata dia, aturan itu akan mempengaruhi seniman imigran yang berkontribusi banyak bagi budaya dan ekonomi Inggris.
Menanggapi kasus Sawayama, British Phonographic Industry, yang menyelenggarakan kedua penghargaan tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan resminya, "Baik BRIT Awards dan Hyundai Mercury Prize bertujuan untuk menjadi seinklusif mungkin dalam parameter mereka, dan proses serta kriteria kelayakan akan secara konstan ditinjau".***