Baca Juga: Daftar Skuad Australia untuk Piala Dunia Qatar 2022, Socceroos Satu Grup dengan Sang Juara Bertahan
Kedua, kematian pekerja imigran dengan penyebab yang belum bisa dipastikan. Amnesty Internasional mencatat, sejak tahun 2010, terdapat ribuan pekerja imigran di Qatar meninggal secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya.
Para buruh yang meninggal telah melewati serangkaian test kesehatan sebelum datang ke Qatar. Dan kematian dini yang misterius itu terbukti masih ada hubungannya dengan kondisi kerja yang tidak aman.
Sayangnya, pihak yang berwenang di Qatar tidak menemukan hal tersebut, sehingga penyebab kematian ribuan buruh imigran menjadi gelap.
Baca Juga: Daftar 26 Pemain Costa Rika di Piala Dunia Qatar 2022, Los Ticos Konsisten Lolos di Tiga Edisi
Selain dua poin yang tadi, pekerja imigran di Qatar dipaksa bekerja dengan jam kerja yang panjang. Tidak ada hari libur, atau gaji akan dipotong.
Setiap harinya, para buruh bekerja selama 12 jam. Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, mereka bekerja tanpa hari libur.
"Kami bekerja Januari hingga Januari, Minggu hingga Minggu. Tidak ada hari libur. Jika anda tidak hadir, mereka akan memotong gaji dua hari atau lebih," ujar Godfrey (nama samaran) seorang pekerja imigran dari Uganda, dikutip dari Amnesty Internasional.***