Gaduh, Kekalahan Iggris Dalam Euro 2020 Membuat Pemain Kulit Hitam Dapat Pelecehan Rasis Online

12 Juli 2021, 21:18 WIB
Pemain Inggris Bukayo Saka jadi sasaran serangan rasis. /Reuters/Carl Recine/

ISU BOGOR - Pemain kulit hitam di tim sepak bola Inggris telah menjadi sasaran badai pelecehan rasis online setelah kekalahan mereka di final Euro 2020.

Kegaduhan ini menyeret kecaman luas dari manajer skuad Gareth Southgate bersama dengan bangsawan dan politisi.

Pemain tim nasional Inggris, Marcus Rashford, 23, Jadon Sancho, 21, dan Bukayo Saka, 19, menjadi sasaran pelecehan online setelah mereka gagal mengeksekusi penalti Final Euro 2020.

Baca Juga: Baku Hantam Terjadi Sebelum dan Sesudah Inggris Dikalahkan Italia di Final Euro 2020

Dalam adu penalti dengan Italia terjadi dalam babak final Euro 2020 hari Minggu, 11 Juli 2021 karena pertandingan berakhir imbang 1-1.

Pelecehan online terhadap tigapemain itu telah daalm penyelidikan polisi dan kecaman balik secara meluas.

Meskipun disayangkan, kritikus menuduh beberapa menteri nampak munafik karena menolak untuk mendukung sikap anti-rasis yang dibuat para pemain selama turnamen.

"Bagi beberapa dari mereka, dilecehkan tidak bisa dimaafkan. Sebagian dari luar negeri, kami diberitahu ini, tetapi sebagian dari negara ini," kata Southgate dalam konferensi pers.

Sebelumnya, tim nasional Inggris telah mendapatkan pujian atas sikap mereka melawan rasisme.

Ada sejumlah pemain juga berkampanye untuk tujuan sosial lainnya. Susunan tim yang multi-ras telah dipuji sebagai cerminan Inggris modern yang lebih beragam.

Baca Juga: FA Kecam Konten Rasis Setelah Inggris Dipecundangi Italia di Final Euro 2020: Kami Muak

Tim telah menyoroti masalah rasisme dengan berlutut sebelum semua pertandingan mereka.

Aksi itu dilakukan sebagai protes yang dibuat oleh pesepakbola Amerika Colin Kaepernick dan diikuti oleh gerakan Black Lives Matter tahun lalu, sebagai pertunjukan sederhana solidaritas melawan diskriminasi rasial.

Namun, beberapa penggemar mencemooh gerakan itu, dengan kritik melihatnya sebagai politisasi olahraga dan ekspresi simpati dengan politik sayap kiri.

Dikabarkan, beberapa menteri tidak mau ikut mengkirik tindakan penggemar tim sepakbola Inggris yang menyerang pemain kulit hitam itu.


"Tim Inggris ini pantas dipuji sebagai pahlawan, bukan dilecehkan secara rasial di media sosial," kata Perdana Menteri Boris Johnson di Twitter.

Baca Juga: Italia Juara Euro 2020, Gianluigi Donnarumma Sang Penyelamat Penalti

"Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan yang mengerikan ini seharusnya malu pada diri mereka sendiri," tambahnya.

Sementara Johnson sendiri mengatakan tim tidak boleh dicemooh, padahal juru bicaranya sendiri pada awalnya menolak untuk mengkritik para penggemar atas masalah ini ketika ditanya bulan lalu.***

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler