Dylan Sada Model Cantik Asal Indonesia Alami Mental Illness, Apa Itu Mental Illness?

- 9 November 2020, 18:02 WIB
Dylan sada/instagram.com/@Dylan_sada
Dylan sada/instagram.com/@Dylan_sada /instagram/

ISU BOGOR - Dylan Sada merupakan model cantik asal Indonesia yang dikabarkan merupakan satu dari sekian banyak orang yang memiliki kelemahan mental.

Mental Illness merupakan penyakit kejiwaan yang diderita yang mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderita.

Mental Illness disebut juga sebagai penyakit kejiwaan atau gangguan mental.

Baca Juga: Model Cantik Dylan Sada Dikabarkan Meninggal di AS, Berikut Fakta dan Profil Lengkapnya

Kabar mengenai meninggalnya Dylan Sada membuat penggemarnya di Indonesia beramai-ramai panjatkan doa untuk mendiang.

Seperti yang diketahui Dylan Sada merupakan model terkenal yang berasal dari Indonesia, ia memilih berkarir di New York Amerika Serikat karena sebuah alasan.

Pada sebuah postingan Instagramnya, Dylan Sada mengatakan jika dirinya memilih pergi ke Amerika Serikat karena merasa ingin melupakan rasa sakit yang dideritanya.

Baca Juga: Sebagai Saksi Pelapor Video Vulgar, Gisel dan Jessica Akan Diperiksa Polisi

Ia mengatakan jika dirinya merupakan seorang korban pelecehan seksual yang pelakunya merupakan ayah kandungnya sendiri.

"Tumbuh dengan kenangan seperti itu sulit, terutama kembali ke rumah di mana hal-hal seperti itu dianggap tabu, itu juga alasan lain mengapa saya meninggalkan negara saya di usia muda untuk melupakannya dengan harapan saya bisa melanjutkan," tulisnya.

Model Dylan Sada meninggal dunia.
Model Dylan Sada meninggal dunia.

Dia pun mengatakan jika hal tersebut sangat mempengaruhi mentalnya sehingga membuatnya mengkonsumsi alkohol dan menggunakan narkoba guna untuk melepaskan rasa sakit yang dirasakannya.

Baca Juga: Analisis Roy Suryo Mengenai Kasus Video Mesum Mirip Gisel, Hasilnya Mengejutkan!?

"Saya berantakan, hanya mencoba mencapai impian saya dan melupakan rasa sakit saya, Tidak peduli seberapa kacau aku mendapatkan atau tempat indah yang aku kunjungi, aku benci dia ada dalam darahku dan dia membuatku,"

"Rasa sakit saya menyebabkan lebih banyak rasa sakit ketika saya mengalami depresi berat, untuk waktu yang lama saya terjebak,"

"Saya tidak bisa menciptakan, saya tidak bisa bergerak maju, rasanya seperti terjebak dalam ketidakpastian," lanjutnya.

Kasus yang dialami Dylan Sada pasti pernah dialami oleh sejumlah remaja yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Chanyeol EXO Belum Muncul Ke Publik Pasca Kontroversinya, EXOL: Aku Kangen Banget!

Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan dengan cara melawan hukum.

Data dari Official Journal of The American Academy of Pediatrics terdapat rata-rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 miliar anak-anak di dunia berusia 2-17 tahun, mengalami kekerasan fisik, seksual, emotional, dan penelantaran di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Utara dalam satu tahun terakhir.

Kekerasan yang diterima anak dapat membuat dampak yang cukup besar kepada kehidupan sang anak.

Baca Juga: Kronologi Melania Trump Gugat Cerai Donald Trump karena Menolak Bujukan untuk Menerima Kekalahan?

Seperti yang terjadi pada Dylan, ia memilih untuk melampiaskan rasa sakit dengan menggunakan obat-obatan terlarang.

Tentu hal tersebut merupakan hal yang sangat tidak diinginkan oleh para orangtua.

Maka dari itu hal yang perlu dilakukan adalah menghentikan kekerasan pada anak baik sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh orangtua atau kerabat terdekat.***

 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah