Didi Kempot lahir di Surakarta pada 31 Desember 1966. Ayahnya, Ranto Edi Gudel, juga seorang musisi yang sering tampil di acara-acara hajatan. Namun, Didi tidak langsung meraih kesuksesan di dunia musik. Sebelumnya, ia sempat bekerja sebagai penjual es keliling di sekitar Solo.
Pada usia 23 tahun, Didi Kempot memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai penjual es keliling dan mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang musisi. Ia mulai tampil di berbagai acara kecil di Solo dan sekitarnya.
Pada tahun 1990, Didi Kempot merilis album pertamanya yang berjudul "Prawan Kalimantan". Namun, album tersebut tidak berhasil meraih kesuksesan. Barulah pada tahun 1992, ia merilis album kedua yang berjudul "Bojo Loro" yang sukses menjadi hits dan menjadikannya terkenal di Jawa Tengah.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Mengenang Sosok Didi Kempot, Godfather of Broken Hearts
Dari situlah karir Didi Kempot mulai menanjak. Ia merilis album-album lain yang sukses seperti "Stasiun Balapan" dan "Cidro". Tak hanya populer di Indonesia, Didi Kempot juga pernah tampil di beberapa negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Meskipun sudah sukses, Didi Kempot tidak pernah melupakan akarnya. Ia tetap mengenang masa-masa sulitnya sebagai penjual es keliling dan sering memberikan bantuan kepada para pedagang kecil.
Kisah hidup Didi Kempot memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah pada keadaan sulit dan selalu berusaha untuk meraih kesuksesan. Karyanya yang legendaris juga akan selalu dikenang dan menginspirasi banyak orang di masa depan.***