Teka-teki Langkanya Minyak Goreng Diungkap Rocky Gerung, Sebut Ada Bisnis Oligarki Ini

- 19 Februari 2022, 14:25 WIB
Rocky Gerung angkat suara soal langkanya minyak goreng di Indonesia.
Rocky Gerung angkat suara soal langkanya minyak goreng di Indonesia. /Tangkapan layar/kanal YouTube Refly Harun/ANTARA FOTO

ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung angkat suara soal langkanya minyak goreng di Indonesia pasca pemerintah memberikan subsidi harga.

Seperti diketahui, teka-teki langkanya minyak goreng saat ini masih jadi pertanyaan publik hingga sejumlah pakar di Indonesia.

Untuk itu, Rocky Gerung memberikan pandangannya soal fenomena krisis minyak goreng yang sedang ramai dikhawatirkan publik Ini.

Baca Juga: Ungkap Teka-teki Krisis Minyak Goreng, Rocky Gerung: Itu Dihentikan Sebetulnya...

Rocky Gerung mengatakan bahwa sebenarnya produksi kelapa sawit untuk minyak goreng sengaja dihentikan atau diminimalisir karena sebuah bisnis oligarki.

Bisnis yang dimaksud Rocky yaitu biodesel. Ia menyebut jika pemerintah sengaja menekan produksi kelapa sawit untuk biodesel.

Sebab itu lah minyak goreng langka menjadi langka di Indonesia.

Baca Juga: Soal Dana JHT Ditanamkan ke SUN, Pakar Ungkap Buruh Akan Hadapi Persoalan Ini: Tidak Bisa...

"Jadi bayangkan Indonesia ini produsen terbesar sawit tetapi minyaknya nggak ada," kata Rocky dikutip Isu Bogor dari kanal Youtube-nya, Sabtu, 19 Februari 2022.

"Ini seperti tikus mati di lumbung padi, negara produsen minyak tetapi sawit buat pangan itu dihentikan sebetulnya atau dikecilkan jadi sawit buat CPO biodiesel segala macam yang nilai ekonominya tinggi," sambungnya.

Dalam kata lain, kata pengamat politik itu, pemerintahan saat ini pro pada bisnis besar oligarki, yakni biodesel, dibandingkan memenuhi kebutuhan pangan publik.

Baca Juga: Soal Dana JHT Ditanamkan ke SUN, Refly Harun Ungkap Skenario Buruk Ini: Tidak Bisa...

"Ya pemerintah pro pada bisnis besar, pada oligarki yang mengendalikan sawit pada biodiesel dan itu kebijakan pemerintah sebetulnya," tutur dia.

"Jadi negara gak mampu memprediksi logika ekonomi sederhana," jelasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah